Khitan dalam Islam selain sesuai dengan syariat juga mengandung manfaat dari sisi medis (Foto: Tayangan Youtube NU Online)
Ahmad Solkan
Kontributor
Jakarta, NU Online
Khitan adalah ibadah yang dilakukan kepada anak laki-laki beragama Islam yang pernah disyariatkan oleh Nabi Ibrahim as. Selain sebagai sarana sahnya shalat, khitan juga bertujuan untuk menghilangkan najis dan mengislamkan seorang hamba secara kaffah.
Selain itu, khitan juga ternyata mengandung manfaat jika dilihat dari sisi medis.
"Khitan atau sunat adalah peristiwa memotong ujung kulit yang menyelubungi penis. Secara agama khitan merupakan kewajiban syariat bagi tiap Muslim laki-laki," kata dr Ita Fajria dalam tayangan video Pentingnya Khitan (Sunat) dalam Kondisi Steril dan Sesuai Prosedur Medis diunggah Youtube NU Online pada Ahad (27/8/2023).
Baca Juga
Mengenal Fimosis dan Cara Mengatasinya
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali ini menjelaskan manfaat khitan secara medis, yaitu:
1. Mencegah fimosis
Fimosis merupakan kelainan struktur kepala penis, yang sebenarnya normal terjadi pada anak-anak, namun berbahaya jika berlanjut hingga dewasa. "Dengan khitan maka fimosis dapat dicegah," ujarnya.
Baca Juga
Doa Khitan dan Keselamatan Anak
2. Alat kelamin pria atau penis mudah dibersihkan
Dengan mudah dibersihkannya penis akan mencegah seorang pria terhadap infeksi berat seperti gangrene atau kondisi medis berupa matinya jaringan tubuh karena tidak mendapatkan suplai darah yang cukup. Gangrene pada tingkat yang parah dapat menyebabkan penis membusuk hingga diamputasi.
3. Khitan bisa menurunkan resiko infeksi saluran kencing atau kemih
4. Khitan bisa mencegah dan menurunkan resiko penyakit menular seksual.
Usia ideal khitan
Menurut dokter Ita Fajria, sebaiknya anak dikhitan pada usia 6-10 tahun. "Kalau lebih dari itu prosesnya jauh lebih rumit dan proses penyembuhannya lebih lama, serta mengandung banyak komplikasi," tuturnya.
Pada bayi, khitan bisa dilakukan sepuluh hari setelah dilahirkan. "Semakin kecil usia bayi yang disunat, maka prosedurnya semakin singkat, bahkan bisa dilakukan selama sepuluh menit," tambah dokter sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Nazhatut Thullab, Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur ini.
Perawatan setelah khitan
Dokter Ita menyebut, proses penyembuhan khitan, biasanya memakan waktu sepuluh hari. Sedangkan pada pasien dewasa memakan waktu lebih lama lagi.
"Sebaiknya setelah khitan perlu mengganti pakaian atau perban secara berkala. Serta membersihkan luka dengan povidon iodin," terangnya.
"Pastikan warga NU melakukan khitan sesuai prosedur medis dan steril," imbuhnya.
Terpopuler
1
PBNU Tunjuk Ali Masykur Musa Jadi Ketua Pelaksana Kongres JATMAN 2024
2
Ulama Sufi Dunia Syekh Muhammad Hisham Kabbani Wafat dalam Usia 79 Tahun
3
Ricuh Aksi Free West Papua, PWNU DIY Imbau Nahdliyin Tetap Tenang dan Tak Terprovokasi
4
GP Ansor DIY Angkat Penjual Es Teh Sunhaji Jadi Anggota Kehormatan Banser
5
Khutbah Jumat: Meraih Keselamatan Akhirat dengan Meninggalkan 6 Perkara
6
GP Ansor Jatim Ingin Berangkatkan Umrah Bapak Penjual Es Teh yang Viral dalam Pengajian Gus Miftah
Terkini
Lihat Semua