Khutbah

Khutbah Jumat: Parenting Islam, Perlunya Komunikasi Antara Orang Tua dan Anak

Kam, 24 Agustus 2023 | 18:30 WIB

Khutbah Jumat: Parenting Islam, Perlunya Komunikasi Antara Orang Tua dan Anak

Ilustrasi: Khutbah (NU Online, Mahbib) 2

Pembunuhan oleh anak terhadap orang tuanya di Depok cukup menggemparkan kita semua. Sontak saja, berita itu viral di pelbagai lini media massa baik online, maupun offline. Sang anak dengan tega hati menggorok ayah dan ibunya dengan golok.
 

Setelah diusut, motifnya karena kecewa dan sakit hati dengan orang tuanya. Pasalnya, keduanya kerap melontarkan kata-kata kasar pada anaknya. Tidak hanya itu, sang anak juga merasa tidak diafirmasi oleh kedua orang tuanya.
 

Dari kasus ini, kita bisa melihat bahwa berkata baik, dan berkomunikasi penting dalam menjalin hubungan dengan anak. Komunikasi yang baik, akan mampu membimbing anak pada jalan yang lurus dan benar. Pun, dengan komunikasi yang bagus, anak akan merasa sangat dihargai oleh keluarganya.
 

Untuk itu, Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul: “Khutbah Jumat: Parenting Islam, Perlunya Komunikasi Antara Orang Tua dan Anak”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).

 

Khutbah I

 

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ 

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

 Puji syukur kita ucapkan kepada Allah, yang telah memberikan kita kesehatan dan juga kesempatan hingga bisa melaksanakan shalat Jumat secara berjamaah. Shalawat dan salam kita haturkan pada baginda Nabi Muhammad saw, yang telah membimbing kita semua dari alam kejahilan, menuju cahaya Islam. 

 

اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ 
 

Selanjutnya, selaku Khatib sudah jadi tanggung jawab kami untuk mengajak kita semua, termasuk pribadi untuk meningkatkan iman dan takwa pada Allah. Sejatinya iman dan takwa adalah suluh manusia dalam menghadapi dunia yang penuh tipu dan daya. Dengan modal keduanya manusia akan selamat dari kebejatan dunia. 

 

Hal ini sebagaimana nasihat Luqman al Hakim pada anaknya, untuk selalu beriman dan bertakwa dalam hidup. Ia berkata:

 

 يَا بُنَيَّ إِنَّ الدُّنْيَا بَحْرٌ عَمِيقٌ يَغْرَقُ فِيهِ نَاسٌ كَثِيرٌ، فَلْتَكُنْ سَفِينَتُكَ فِيهَا تَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى، وَحَشْوُهَا الْإِيمَانُ بِاللَّهِ تَعَالَى، وَشِرَاعُهَا التَّوَكُّلُ عَلَى اللَّهِ لَعَلَّكَ تَنْجُو
 

Artinya. “Wahai anak ku sesungguhnya dunia adalah lautan yang sangat dalam. Banyak manusia terjebak dan tenggelam di dalamnya, maka jadikanlah iman sebagai sampan, takwa kepada Allah sebagai layar agar engkau tak tenggelam dalam gemerlap lautan dunia ini.”

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Komunikasi antara orang tua dan anak memainkan peran yang sangat penting dalam membangun hubungan yang sehat dan harmonis di dalam keluarga. Komunikasi tersebut melibatkan pertukaran informasi, perasaan, pandangan, dan gagasan antara orang tua dan anak, baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal.

 

Pakar Psikologi Komunikasi Elizabeth B. Hurlock dalam buku Psikologi Perkembangan, menyebutkan bahwa komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak sangat penting dalam membentuk karakter dan nilai-nilai positif pada anak kelak. Lebih lanjut, kecerdasan intrapersonal, yang merupakan bagian dari kecerdasan emosional, memainkan peran penting dalam hal ini. Kecerdasan intrapersonal merujuk pada pemahaman dan pengelolaan emosi, motivasi, serta pemahaman diri sendiri. 

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Sementara dalam Islam, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak memiliki peran yang sangat penting dalam ajaran Islam. Hal ini mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan oleh agama Islam yang mendorong adanya hubungan yang penuh kasih sayang, pengertian, dan pengajaran antara generasi yang lebih tua dan lebih muda. 

 

Dalam Islam, komunikasi bukan hanya sekadar pertukaran kata-kata, tetapi juga merupakan sarana untuk mendidik, membimbing, dan membentuk karakter yang baik untuk anak. Lebih jauh lagi, komunikasi yang baik dan efektif membantu dalam pembentukan karakter anak. Orang tua dapat menyampaikan nilai-nilai penting seperti kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, dan empati melalui percakapan sehari-hari. Anak akan lebih cenderung mengadopsi nilai-nilai ini dalam perilaku dan tindakan orang tuanya.

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran surat Luqman ayat 13-14, yang menceritakan bagaimana komunikasi yang baik antara Luqman dan anaknya agar anaknya senantiasa taat kepada Allah, dan tidak menyukutukan dengan apapun. Di samping itu, seorang anak juga seyogianya berbuat baik pada orang tuanya. Dalam ayat ini, Luqman mengajak anaknya untuk dialog dengan baik. 

 

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ ,وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
 

Artinya. “(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.” 

 

Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam Kitab Tafsir Mafatihul Ghaib menjelaskan bahwa ayat ini mengisahkan ketika Luqman berkata kepada anaknya sambil memberikan nasehat kepadanya, ini adalah isyarat kepada kelengkapan nasihat tersebut. Dia mencapai nasihat tersebut dengan Sangat halus, yaitu bahwa Allah mengingatkan Luqman dan menghargai usahanya ketika ia memberikan petunjuk kepada anaknya agar ia dapat mengajarkan kepadanya keutamaan Nabi yang memberikan petunjuk kepada orang asing dan kerabat. 

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Dalam hal ini, Luqman Al Hakim memulai dari yang paling penting dan dasar keimanan yakni, melarang dari perbuatan syirik dan berkata: "Sesungguhnya berbuat syirik adalah suatu kezaliman yang besar." Adapun bahwa itu adalah kezaliman, karena itu merupakan tindakan merendahkan diri yang mulia dan terhormat dengan perkataan-Nya yang Maha Tinggi: "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam.

 

عَطْفٌ عَلَى مَعْنَى مَا سَبَقَ وَتَقْدِيرُهُ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ حِينَ جَعَلْنَاهُ شَاكِرًا فِي نَفْسِهِ وَحِينَ جَعَلْنَاهُ وَاعِظًا لِغَيْرِهِ وَهَذَا لِأَنَّ عُلُوَّ مَرْتَبَةِ الْإِنْسَانِ بِأَنْ يَكُونَ كَامِلًا فِي نَفْسِهِ وَمُكَمِّلًا لِغَيْرِهِ 
 

Artinya. “Athaf [keterkaitan] atas makna yang sebelumnya, kami berikan kebijaksanaan kepada Luqman ketika kami menjadikannya bersyukur dalam dirinya dan ketika kami menjadikannya sebagai pemberi nasehat kepada orang lain. Hal ini dikarenakan tingginya derajat manusia adalah dengan menjadi sempurna dalam dirinya sendiri dan menjadi pelengkap bagi orang lain."

 

Lebih jauh lagi, Komunikasi antara orang tua dan anak adalah cara untuk mengajarkan moral dan etika Islam kepada generasi muda. Melalui diskusi, cerita-cerita, dan contoh nyata, orang tua dapat mengilhami nilai-nilai seperti kejujuran, kasih sayang, kesabaran, dan kerja keras dalam diri anak-anak. Ini adalah kesempatan bagi orang tua untuk berbagi hikmah dari pengalaman hidup mereka dan memberikan panduan dalam menghadapi situasi sulit.

 

Di sisi lain, komunikasi yang baik juga merupakan fondasi kuat untuk membangun hubungan keluarga yang harmonis. Dalam Islam, keluarga dianggap sebagai unit penting dalam masyarakat dan dihormati sebagai lingkungan yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan spiritual dan sosial. Komunikasi yang terbuka dan penuh kasih sayang membantu mengatasi konflik dan memperkuat ikatan antara anggota keluarga.

 

Praktik ini sendiri telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim ketika mengajarkan pentingnya iman kepada anak-anaknya. Dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 102, yang menjelaskan tentang kesuksesan Nabi Ibrahim dalam mendidik anaknya, Ismail untuk beriman dan patuh pada perintah Allah. Ismail menjadi anak yang shaleh dan patuh pada perintah orang tuanya, dan juga perintah Allah. Hal itu tidak terlepas dari komunikasi yang baik antara ayah dan anaknya. Allah berfirman: 
 

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

 

Artinya: Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.”

 

Terkahir, dalam ajaran Islam, komunikasi antara orang tua dan anak bukan hanya perkara sepele, melainkan memiliki dampak besar dalam membentuk karakter, moral, dan spiritualitas generasi muda. Melalui komunikasi yang terbuka, penuh pengertian, dan penuh kasih sayang, orang tua dapat membimbing anak-anak dalam menghadapi tantangan hidup dan menjalani kehidupan.

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ الأَيَاتِ وَألذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ 

 

Khutbah II

 

 اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهَُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ
 

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ
 

اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Ustadz Zainuddin Lubis