Lingkungan

Inilah Perbandingan Kebakaran Hutan di Indonesia dan Negara Luar

Rab, 19 Juni 2019 | 10:15 WIB

Inilah Perbandingan Kebakaran Hutan di Indonesia dan Negara Luar

Halal Bi Halal dan Diskusi Media-NGO di Jakarta Pusat,

Jakarta, NU Online
Kebakaran hutan dan kebakaran lahan gambut masih menjadi sektor yang diantisipasi oleh pemerintah daerah di kawasan gambut dan Badan Restorasi Gambut (BRG) RI. Kebakaran di Indonesia yang masih membuat pilu yakni kebakaran gambut di Provinsi Riau dan Kalimantan Tengah tahun 2015 silam.

Luas lahan yang terbakar antara lain 6.000 hektar di Provinsi Riau dan 26.664 hektar di Kalimantan Tengah. Bahkan, total lahan yang terbakar di seluruh kawasan gambut yakni sekitar 2,5 juta hektar.

Kepala BRG RI, Nazir Foead, mengatakan kebakaran terparah tidak hanya melanda Indonesia, tetapi terjadi di sejumlah belahan dunia antara lain di benua Amerika dan Eropa. Di Asia, lanjut Nazir, terjadi di Indonesia, Thailand dan Myanmar.

“Kebakaran tahun 2015 di Indonesia bersyukur hanya 2,5 juta hektar, di Amerika mencapai 4 juta hektar,” kata Nazir Foead saat Halal Bi Halal dan Diskusi Media-NGO di salah satu Hotel di Jakarta Pusat, Rabu (19/6).

Selanjutnya, setelah ada berbagai upaya dari semua pihak, kebakaran hutan di Indonesia tahun 2017 menurun drastis yakni sekitar 460-560 ribu hektar. Sementara di negara lain seperti di Amerika masih bertahan pada angka 2 juta hektar.

Kawasan lain yang menjadi kawasan perbandingan BRG yakni Eropa. Pada tahun serupa terjadi kebakaran dahsyat di Spanyol dan Italia, kebakaran sampai meluas ke area kutub. Sehingga dibutuhkan bantuan dari negara negara luar, sebab kebakaran sulit dipadamkan.

“Untuk itu agar kebakaran tidak terulang lagi, kita juga harus mewaspadai cuaca ekstrem,” tuturnya.

Atas masalah-masalah tersebut, lanjut Nazir, BRG kemudian melakukan langkah-langkah strategis dalam hal penanganan kebakaran hutan dan kawasan gambut yang terfokus di semua titik kawasan gambut.

“Misalnya, menggali penyebab kebakaran hutan, membuka komunikasi dengan sejumlah perusahaan di kawasan gambut, melakukan skat kanal di kawasan gambut, membuat sumur bor di kawasan gambut, memasang alat sistem pengawalan air lahan gambut, dan melakukan sosialisasi ke masyarakat,” ucap Nazir. (Abdul Rahman Ahdori/Muhammad Faizin)