Lingkungan

BRGM Pastikan Ekosistem Mangrove Bantu Sehatkan Lingkungan

Kam, 5 Agustus 2021 | 15:30 WIB

BRGM Pastikan Ekosistem Mangrove Bantu Sehatkan Lingkungan

Tanaman mangrove dapat menyehatkan lingkungan (Foto: BRGM)

Jakarta, NU Online
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) RI memastikan bahwa ekosistem mangrove yang baik akan membantu menyehatkan lingkungan. Salah satunya soal penyediaan oksigen yang saat ini sedang dicari-cari oleh sebagian besar penderita Covid-19. 

 

"Sekarang kita melihat kelangkaan oksigen di mana-mana akibat Covid-19 dan kita baru mulai merasakan betapa karunia Allah dalam bentuk oksigen yang bisa dinikmati secara bebas di udara merupakan sesuatu yang luar biasa nilainya," kata Sekretaris BRGM RI Ayu Dewi Utari secara virtual dalam Sosialisasi Percepatan Rehabilitasi Mangrove Provinsi Kalimantan Timur beberapa waktu lalu.

 

Menurut Ayu, sebagian besar orang saat ini hanya mengharapkan sesuatu yang tampak atau bernilai ekonomis dari manfaat ekosistem mangrove. Namun sebenarnya, salah satu dampak langsung dari keberadaan lingkungan sehat di kawasan mangrove adalah karbon yang menghasilkan oksigen. 

 

"Tetapi mungkin kalau bagi para petani atau pelaku, karbon itu sesuatu yang tidak tampak. Ini tidak bisa dinilai dengan rupiah atau ekonomi, tetapi memberikan manfaat untuk keberadaan lingkungan yang sehat," tegasnya.

 

Saat ini, fungsi dan manfaat mangrove pun semakin berkembang karena di beberapa wilayah telah kawasan mangrove dijadikan sebagai daerah wisata. Hal ini tentu saja didorong oleh kesadaran masyarakat untuk kembali ke alam atau back to basic. Bahkan, ada istilah yang lebih menggambarkan optimisme untuk kesehatan lingkungan yakni healing forest atau hutan yang menyehatkan.

 

"Di lingkungan terbuka seperti kawasan mangrove yang bisa menyerap racun di daerah sekitar maka itulah yang saya yakini atau saya melihat jauh lebih sehat daripada masyarakat di daerah perkotaan. Pastinya keberadaan mangrove udara akan lebih bersih dan satwa akan banyak datang di kawasan tersebut. Semoga kita semuanya selalu sehat," harap Ayu.

 

Bagi petani dan nelayan pun akan merasakan manfaat yang sangat bisa dinikmati dengan keberadaan mangrove. Sebab, mangrove dapat mengurangi hantaman ombak dari laut. Pengurangan kerasnya hantaman terhadap daerah pesisir akan terasa sangat siginifikan dengan adanya mangrove.

 

Sedangkan bagi para petambak, keberadaan ekosistem mangrove dapat mendorong pertumbuhan benih-benih ikan, terutama bandeng. Bahkan mangrove bakal dijadikan sebagai tempat pemijahan kepiting-kepiting bakau.

 

"Sejak 1990, saya sudah mulai menanam mangrove. Kalau kita di tepi tambak kemudian mencari udang dan langsung dibakar lalu dimakan di pinggir tambak itu sangat luar biasa. Rasanya mengalahkan nikmatnya makan di hotel bintang lima. Itu manfaat-manfaat secara langsung yang dapat dinikmati bagi para petani dan petambak di sekitar kawasan mangrove," terang Ayu. 

 

Sebagai informasi, BRGM sendiri mendorong percepatan rehabilitasi mangrove secara nasional karena kerusakan mangrove di Indonesia yang luar biasa. Dari total luas sekitar 3 juta hektar lahan kawasan mangrove di Indonesia, 637 ribu hektar di antaranya dalam keadaan rusak.

 

Dari 637 ribu hektar itu, terdapat 483 ribu hektar kerusakan mangrove yang terdapat di sembilan provinsi. Tahun ini, BRGM akan melaksanakan rehabilitasi mangrove seluas 83 ribu hektar di sembilan provinsi dengan target luasan akan disesuaikan dengan kondisi kerusakan di masing-masing.

 

Dalam pelaksanaannya, BRGM melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Di antaranya dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. 

 

Bersama BPDASHL itulah, BRGM melakukan koordinasi dengan masyarakat, pemerintah daerah hingga ke tingkat desa, TNI, Polri, akademisi, dan seluruh lapisan masyarakat termasuk ormas keagamaan seperti Nahdlatul Ulama. Tujuannya untuk sama-sama bekerja dalam melakukan rehabilitasi mangrove di Indonesia. 

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan