Nasional

1470 Aktivis Rohis Bakal Dikumpulkan di Bangka Belitung, Ada Apa?

NU Online  ·  Kamis, 1 November 2018 | 08:45 WIB

1470 Aktivis Rohis Bakal Dikumpulkan di Bangka Belitung, Ada Apa?

Foto: Humas Pendis Kemenag

Jakarta, NU Online
Kementerian Agama RI melaui Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) menggelar Perkemahan Rohis Nasional ke-3 tahun 2018 untuk siswa SMA/SMK di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 5-10 November 2018 mendatang.

Perkemahan Rohis (Kerohanian Islam) ini bakal diikuti 1470 peserta, pendamping, dan fasilitator dari 621 SMA/SMK yang berasal 298 kabupaten/kota di Indonesia.

Direktur PAI Kemenag Rochmat Mulyana Sapdi mengatakan, perkemahan ini bertujuan membangun solidaritas kebangsaan dan mewujudkan rasa nasionalisme yang tinggi melalui kegiatan-kegiatan produktif dalam perkemahan tersebut.

“Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pemahaman radikal kerap muncul di sekolah. Perkemahan ini bertujuan membangun pandangan yang moderat dan tidak mudah menyalahkan orang lain yang berbeda. Kegiatan ini juga diharapkan punya efek agar mereka lebih open minded terkait pandangan-pandangan keagamaan,” ujar Rochmat, Kamis (1/11) di Kantor Kemenag Lapangan Banteng Jakarta.

Kegiatan yang bertema Membentuk Generasi Islam Milenial yang Literat dan Moderat ini akan mengambil lokasi di Bumi Perkemahan Juru Seberang Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Perkemahan ini bertujuan menyalurkan ide-ide moderasi Islam ke kalangan pegiat Rohis di sekolah-sekolah. Selama ini kegiatan kerohanian Islam di sekolah dicurigai sebagai tempat interaksi para penyebar ide radikal dengan para simpatisan kegiatan Islam.

Temuan Badan Intelijen Negara (BIN) pertengahan tahun ini menyebutkan bahwa 39 persen mahasiswa perguruan tinggi di 15 provinsi telah terpapar radikalisme. BIN menilai, radikalisme menjangkiti generasi muda dengan memanfaatkan remaja yang masih mencari jati diri.

Dalam kajian BIN, 24 persen mahasiswa dan 23,3 persen pelajar menyatakan persetujuan mereka terhadap jihad dengan kekerasan. 

Oktober 2017 Mata Air Fondation dan Alvara Research Center menyebut 23,5 persen mahasiswa dan 16,3 persen pelajar menganggap Indonesia perlu diperjuangkan menjadi negara Islam yang menerapkan hukum agama secara utuh.

Pada Juni 2017, Saiful Mujani Research and Consulting menemukan bahwa 9,2 persen masyarakat Indonesia setuju terhadap pendirian khilafah atau negara Islam di Indonesia.

Perkemahan Rohis ini menyasar para pegiat kerohanian Islam yang telah dijangkau oleh agen-agen radikal di Indonesia. Maka perkemahan ini diproyeksikan menjadi ajang deradikalisasi di kalangan pegiat Rohis.

Tahun lalu perkemahan serupa telah digelar oleh Kemenag RI di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta. Berdasarkan jajak pendapat tahun 2017, Wahid Foundation hampir 60 persen peserta kegiatan kerohanian Islam (Rohis) di institusi pendidikan siap berjihad dengan jalan kekerasan.

Survei itu digelar atas sekitar 1.626 orang di acara perkemahan rohis yang diadakan Kementerian Agama, di Cibubur, Jakarta Timur, Mei 2017. Dalam pengumpulan data yang sama, 37 persen aktivis rohis mengaku sangat setuju dan 41 persen sisanya setuju pada wacana Indonesia menjadi negara Islam.

Kementerian Agama terus melakukan kegiatan yang secara simultan diarahkan untuk memoderasi keislaman di Indonesia dan tidak mempertentangkan antara keislaman dengan keindonesiaan. (Red: Fathoni)