Nasional

2019, IPNU Tingkatkan Deradikalisasi Pelajar dengan Kaderisasi

NU Online  ·  Senin, 31 Desember 2018 | 12:15 WIB

Jakarta, NU Online
Selain soal tawuran dan moral, pelajar juga terjangkiti virus radikalisme. Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Budi Gunawan dalam Kongres BEM PTNU mengungkapkan bahwa 23,4 persen pelajar Indonesia setuju jihad demi tegaknya negara Islam.

Melihat hal itu, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dalam menyongsong tahun baru ini akan terus mengupayakan deradikalisasi melalui kaderisasi IPNU.

"Agar bibit radikalisasi bisa diredam, kita maksimalkan gerakan kaderisasi IPNU, penanaman nilai-nilai Ahlussunah wal jama'ah dan nasionalisme di sekolah-sekolah," kata Aswandi Jailani, Ketua Umum Terpilih Pimpinan Pusat IPNU pada Senin (31/12).

Aswandi memandang perlu perluasan ruang organisasi pelajar di sekolah guna menanamkan rasa nasionalisme dan moderatisme beragama. Pengaderan di sekolah umum, tidak terbatas madrasah dan pondok pesantren, menjadi penting mengingat tingginya angka tersebut.  

"IPNU harus secara masif melakukan pengkaderan di sekolah-sekolah umum, bukan hanya di pondok pesantren dan sekolah madrasah saja," katanya.

Proses pengaderan, menurutnya, tidak sebatas pengkaderan formal seperti Makesta, Lakmud, hingga Lakut. Tapi juga dengan memberikan kebutuhan kader. Kajian ilmu agama, sosial dan budaya, misalnya. IPNU di masing-masing tingkatan perlu menyediakannya.

Hal serupa juga, lanjutnya, perlu dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas kader di bidang yang mereka minati. "IPNU harus memfasilitasi, setidaknya memberikan jalan bagi mereka yang punya ketertarikan pada bidang tertentu," katanya.

Sebagai organisasi kepelajaran di bawah naungan Nahdlatul Ulama, IPNU mempunyai tanggung jawab besar di level bawah guna melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan masa depan. (Syakir NF/Abdullah Alawi)