Nasional

4 Hikmah Kelahiran Nabi Muhammad pada Hari Senin Bulan Rabiul Awal

Sel, 27 September 2022 | 15:30 WIB

4 Hikmah Kelahiran Nabi Muhammad pada Hari Senin Bulan Rabiul Awal

4 Hikmah Kelahiran Nabi Muhammad pada Hari Senin bulan Rabiul Awal.

Jakarta, NU Online
Nabi Muhamad saw lahir pada hari Senin, tanggal 12 bulan Rabiul Awwal. Pilihan kelahiran (maulid) Nabi tersebut jatuh bukan di hari yang dinilai baik dalam Islam. Pun bukan pada bulan yang dinilai mulia dalam Islam.

 

Sebagaimana diketahui bersama, bahwa ada banyak hari yang dimuliakan, seperti malam lailatul qadar, malam nisfu Sya’ban, hari Jumat, atau malam Jumat. Ada juga bulan-bulan yang dimuliakan Allah swt, seperti Ramadhan sebagai bulan turunnya Al-Qur’an, atau bulan-bulan mulia dalam Islam (asyhurul hurum), yaitu Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram.

 

Pilihan maulid Nabi Muhammad saw pada hari Senin di bulan Rabiul Awal tentu memiliki maksud tersendiri dan memiliki berbagai macam hikmah sebagaimana dilansir NU Online dalam tulisan Hikmah di Balik Maulid Hari Senin Rabiul Awwal.

 

Setidaknya, Ibnul Haj Al-Abdari Al-Maliki Al-Fasi, seperti dikutip Jalaluddin As-Suyuthi dalam karyanya Husnul Maqshid fi Amalil Maulid, menyebut empat hikmah di balik kelahiran Nabi Muhammad saw (maulid) pada hari Senin, bulan Rabiul Awwal.

 

Pertama, Allah menciptakan pohon pada hari Senin. Karenanya, Senin mengingatkan pada penciptaan makanan pokok, rezeki, aneka buah, dan ragam kebaikan yang menjadi logistik dan asupan manusia serta menyenangkan hati manusia.

 

Kedua, kata Rabi’ (pada lafadz Rabi'ul Awal) dilihat dari perspektif bahasa berarti musim semi sebagai isyarat dan optimistis. Hal ini sejalan dengan pernyataan Abu Abdirrahman As-Shaqli, bahwa “Setiap orang memiliki ‘nasib’ (baik) dari namanya.”

 

Ketiga, musim semi (Ar-Rabi’) merupakan musim yang paling pas (adil) dan terbaik. Hal ini memberikan penjelasan mengenai syariat Nabi Muhammad saw yang paling adil (paling toleran).

 

Keempat, Allah swt memang ingin memuliakan waktu tersebut dengan kelahiran Nabi Muhammad saw. Seandainya Nabi Muhammad saw dilahirkan pada waktu mulia yang sudah ada, orang bakal mengira kemuliaan Nabi Muhammad saw karena lahir pada waktu atau bulan mulia.

 

Oleh karena itu, umat Islam merayakan maulid Nabi Muhammad saw sebagai bentuk mengungkapkan rasa syukur dan bahagia atas kelahiran manusia paling mulia. Berbagai daerah merayakannya dengan beraneka macam bentuk tradisi dengan keunikannya masing-masing.

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Aiz Luthfi