Nasional

6 Standar Konstruksi Bangunan Tahan Gempa

Sen, 28 November 2022 | 19:30 WIB

6 Standar Konstruksi Bangunan Tahan Gempa

Gempa di Cianjur Jawa Barat meluluhlantakkan rumah-rumah penduduk pada Senin (21/11/2022). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan kepada warga Cianjur untuk pemulihan bangunan rumah yang hancur akibat bencana gempa bumi, pada Senin (21/11/2022) lalu.


Ia meminta warga penerima bantuan pemulihan bangunan rumah itu agar menggunakan standar-standar konstruksi bangunan tahan gempa.


"Nanti dibantu Rp50 juta yang (kerusakannya) berat, yang sedang Rp25 juta, yang ringan Rp10 juta, ya. Nanti kalau sudah, gempanya sudah tenang, ya, dimulai pembangunan rumah, ya," ucapnya Selasa (22/11/2022) lalu.


Standar pengaturan bangunan tahan gempa

Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan bangunan. Upaya yang paling mungkin untuk mengurangi korban dan kerusakan bangunan oleh gempa adalah dengan merencanakan dan mendirikan bangunan sebaik mungkin.  


Selama gempa berlangsung, getaran yang terjadi pada suatu lokasi akan menjalar ke segala arah. Pada saat itu, setiap bangunan yang terletak di atas tanah akan memberikan tanggapan yang berbeda-beda besarnya terhadap getaran tersebut.


Respon bangunan terhadap getaran gempa pada saat awal ialah dasar bangunan bergerak, namun atap cenderung tetap pada posisinya. Lalu, atap akan ikut tertarik akibat ikatan dengan dinding dan kolom. Kemudian rambatan getaran yang terjadi di dalam rumah ketika getaran sampai di lapisan tanah di bawah konstruksi akan menjalar pada konstruksi fondasi.


Mengutip laman resmi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Banda Aceh, standar pengaturan konstruksi bangunan tahan gempa meliputi 6 indikator sebagai berikut:


1. Lokasi

Penentuan lokasi tersebut sangat berpengaruh pada ukuran balok, kebutuhan tulangan balok serta kolom meningkat. Selain itu pastikan agar pondasi bangunan yang didirikan kokoh.


2. Jenis tanah

Pemeriksaan kondisi tanah secara komprehensif sangat penting, salah satunya dengan mengetahui apakah jenis tanah tersebut adalah tanah lunak, sedang, atau keras.


Selain itu, pastikan bahwa tanah memiliki kepadatan cukup baik. Hal itu supaya getaran gempa tidak mengubah permukaan tanah terlalu secara ekstrem juga merusak struktur bawah bangunan konstruksi.


3. Perencanaan denah

Perhatikan perencanaan denah bangunan. Usahakan denah dibuat dengan simetris dan simpel. Ini karena perencanaan denah semacam itu dianggap mampu memperkokoh struktur bangunan.


4. Struktur pondasi dan beton

Pondasi menentukan keadaan struktur paling bawah suatu bangunan. Pondasi juga menghubungkan rangka satu sama lain agar pergerakannya menjadi satu kesatuan untuk membuat bangunan tahan gempa.


Sementara itu, struktur beton dapat mengurangi risiko retakan dan beton runtuh saat terjadi gempa bumi. Dalam hal ini, biasanya yang sering digunakan adalah struktur beton bertulang.


5. Tinggi dan jumlah lantai

Tinggi dan jumlah lantai pada gedung merupakan komponen yang menentukan suatu ketahanan bangunan terhadap gempa. Jika tinggi dan jumlah lantai sedikit, biasanya efek getaran gempa akan terasa kecil. Meski begitu, gedung dengan banyak lantai dapat diatasi melalui perhitungan tepat dan pondasi yang kokoh.


6. Penggunaan material anti gempa

Penggunaan material yang dikhususkan tahan gempa sangat berpengaruh untuk meminimalisasi kerusakan bangunan saat terjadi guncangan. Adapun material konstruksi anti gempa yang kerap digunakan antara lain beton bertulang, konstruksi baja ringan, dan bata ringan.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin