Nasional

Agar Peradaban Manusia Modern Terhindar dari Sikap Ekstrem

Sab, 11 Juni 2022 | 05:57 WIB

Agar Peradaban Manusia Modern Terhindar dari Sikap Ekstrem

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Zakky Mubarak . (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Zakky Mubarak menjelaskan bahwa manusia modern membutuhkan peradaban baru yang memiliki suatu misi dan falsafah yang berbeda dengan peradaban yang kerap saling bertentangan. Manusia membutuhkan suatu peradaban yang dapat memuaskan akal dan batinnya.


“Selama ini dijumpai ada ideologi yang memuaskan akal manusia, tetapi membuat batinnya merana. Sebaliknya dapat memuaskan batinnya, tetapi lahiriah dan akalnya merana,” ujar Kiai Zakky Mubarak dikutip NU Online, Sabtu (11/6/2022) lewat Facebooknya, Zakky Mubarak Syamrakh.


Ketua Lembaga Dakwah PBNU periode 2010-2015 itu menegaskan, peradaban yang didambakan dunia modern adalah peradaban yang didasarkan pada keseimbangan dan keutuhan, suatu prinsip yang mempunyai karakteristik yang utuh, dan tidak terdapat kepincangan di dalamnya.


“Maksud yang utuh dan seimbang adalah sikap moderat yang terlepas dari sikap ekstrem,” jelas Kiai Zakky.


"Suatu peradaban yang meletakkan neraca yang seimbang antara wahyu dan akal, antara materialisme dan spiritualisme, antara dunia dan akhirat, antara dualisme dan kolektivisme, antara idealisme dan realisme, antara tanggung jawab dan kebebasan," imbuhnya.


Menurut Kiai Zakky, kehidupan seperti itulah yang dapat mengantarkan umat manusia menuju kebahagiaan yang didambakan.


Lebih lanjut, dosen senior Universitas Indonesia (UI) itu menjelaskan, Islam sebagai agama yang sempurna mengajarkan keseimbangan dan keutuhan dalam membentuk suatu peradaban. Bila seseorang memperhatikan surat al-Fatihah misalnya, dia dibimbing agar mengikuti jalan yang lurus, yang dapat menyelamatkan umat manusia dari kesesatan dan kehidupan yang terkutuk.


Dalam konsepsi Islam, imbuh Kiai Zakky, berbagai hal yang sering dianggap bertentangan itu semuanya dapat dipadukan dan dikompromikan, kecuali yang bersikap antagonis, seperti hak dan batil, tidak mungkin dapat dikompromikan atau dipadukan.


Setiap diri manusia, lanjutnya, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga satu dengan yang lainnya bisa saling melengkapi. Dengan itu semua, mereka akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, untuk memakmurkan kehidupan alam semesta.


“Manusia dijadikan khalifah Allah di muka bumi, agar beribadah kepada-Nya dan ditugaskan mengelola alam dengan segala isinya bagi kesejahteraan makhluk secara umum. Kehidupan umat Islam tidak lepas dari ilmu dan amal, kebenaran dan kekuatan, pengajaran dan pendidikan, bimbingan dan keimanan dalam kehidupan, juga kekuatan mental dan spiritual,” urainya.


Peradaban Islam yang memiliki azas pertengahan, keseimbangan, keserasian dan kesempurnaan jelas Kiai Zakky, merupakan peradaban yang digandrungi oleh setiap orang yang akan memperoleh kebahagiaan lahir dan batin.

 

"Peradaban Islam sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern dan post-modern yang ditandai dengan gencarnya dinamika kehidupan dan kerasnya arus globalisasi,” tandasnya.


Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muhammad Faizin