Agus Sunyoto: Simbol Bulan Bintang Sudah Dipakai Umat Islam Sejak Lama
NU Online · Rabu, 17 April 2013 | 09:04 WIB
Malang, NU Online
Belakangan, bermunculan statement dan tayangan-tayangan di televisi bahwa simbol bulan bintang merupakan ciri khas bangsa Romawi, yakni, pengejawantahan dari dewa Apollo dan Atemis.
<>
Penggunaan bendera dengan bergambarkan keduanya adalah syirik dan menyerukan bendera yang benar-benar menunjukkan agama Islam adalah sebagai mana yang dicontohkan Arab Saudi bertuliskan “Laa Ilaaha Illa Allah, Muhammadar Rasulullah”, dan menegaskan bahwa Rasulullah juga melakukan demikian.
Sejak masa Umayyah dan Muhammad el-Fatih, simbol bulan dan bintang sudah digunakan. Muhammad el-Fatih menaklukkan Konstantinopel dengan membawa bendera bulan dan bintang, semua itu bukan tanpa maksud.
“Bulan dan bintang adalah penggambaran makhluknya Dzat yang satu” terang Agus Sunyoto di Pesantren Global, Rabu (17/4).
Sebelumnya, mata uang era Arab Sassanians dibawah Umar bin Ubaydillah bin Mi’mar yang menjadi Gubernur Fars, tahun 686 M, yaitu 54 tahun setelah Rasulullah Saw wafat, sudah mencantumkan lambang bulan sabit dan bintang, mata uang zaman Umayyah, tahun 760 M sudah menggunakan lambang bergambar bulan dan bintang, mata uang perak setengah dirham pada masa Sulayman menjadi gubernur Tabaristan dibawah Khilafah Abbasiyah tahun 784 M juga menggunakan lambang bulan sabit dan bintang, perhiasan-perhiasan kalung pada era kekuasaan Fatimiyyah di Mesir, abad 11, sudah menggunakan lambang bulan sabit dan bintang. Simbol keduanya sudah digunakan orang-orang muslim pada zamannya, bukan terpengaruh kepercayaan paganisme.
Agus Sunyoto juga menegaskan, dalam al-Qur’an juga terdapat surah al-Qomar dan an-Najm. Bukan berarti mengkultuskan bulan dan bintang sebagai Tuhan, namun sebagai makhluk Tuhan.
“Bulan dan bintang adalah simbol tunggal yang tidak bisa dihubungkan dengan dewa-dewa lain” tegas penulis novel Sufi Desa vs Wahabi Kota ini.
Berkenaan dengan sunnah Rasul, bedera dan beberapa atribut yang dikenakan Nabi, lelaki paroh baya ini membantah jika nabi dulu menggunakan bendera yang bertuliskan lafadz yang disebutkan diatas.
Pengasuh pesantren Global tersebut mengatakan bendera yang pakai oleh nabi berwarna hitam, putih, dan hijau tanpa ada lafadz apapun.
“Jadi ketika hendak mengeluarkan pernyataan terkait sunnah, silahkan membaca sejarah “sirah Nabawi” dan beberapa buku yang valid dulu, sehingga tidak ditertawakan Arkeolog sedunia” tandasnya.
Lelaki yang tengah menulis buku terkait Ronggowarsito ini mengharap, masyarakat muslim tidak terkecoh dengan statement-statement yang tidak berlandaskan literatur yang benar, dan hanya membenarkan golongan-golongannya saja yakni wahabi, yang dengan mudah menyatakan haram dan kafir.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Diana Manzila
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua