Nasional

Akademisi: Istitha'ah Kesehatan sebagai Syarat Pelunasan Sangat Bantu Penyelenggaraan Haji

Ahad, 29 Oktober 2023 | 14:00 WIB

Akademisi: Istitha'ah Kesehatan sebagai Syarat Pelunasan Sangat Bantu Penyelenggaraan Haji

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Al Makin mengatakan istitha'ah kesehatan sebagai syarat pelunasan biaya haji sebagai upaya mencegah banyaknya jamaah sakit dan wafat (Foto: Facebook)

Jakarta, NU Online 
Istitha'ah kesehatan direncanakan menjadi salah satu syarat dalam pelunasan biaya haji. Hal ini dipandang positif oleh berbagai kalangan, tak terkecuali akademisi. Pasalnya, hal ini akan membantu penyelenggaraan ibadah haji.


"Dengan adanya persyaratan istitha'ah kesehatan dijalankan sangat membantu," kata Prof Al Makin, Rektor UIN Sunan Kalijaga, pada Ahad (29/10/2023).


Menurutnya, hal tersebut menjadi upaya preventif dalam mencegah banyaknya jemaah haji yang sakit dan wafat. Berdasarkan pengalaman penyelenggaraan haji 2023, ide istitha'ah kesehatan sebagai syarat pelunasan biaya haji menjadi sangat relevan mengingat jumlah jamaah lansia, sakit, dan wafat sangat banyak.


"Akibatnya para petugas luar biasa bebannya, mulai kesehatan, transportasi, akomodasi, sampai monitoring. Semuanya bekerja keras," katanya.


Al Makin yang bertugas dalam monitoring dan evaluasi dalam haji 2023 pada akhirnya tidak hanya melaksanakan tugasnya saja, tetapi juga melakukan hal-hal lain di luar tugasnya, seperti menunjukkan jalan, mendorong, hingga menggendong jemaah.


Untungnya, kata Makin, orang Indonesia memiliki spirit gotong royong sangat baik. Namun, hal ini tidak bisa untuk menjadi andalan seterusnya. "Tapi tidak bisa begitu terus," katanya.


Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa adanya istitha'ah kesehatan sebagai syarat pelunasan haji mendatang dapat meringankan penyelenggaraan haji, baik dari sisi pemerintah, petugas, hingga jemaah haji lain.


"Upaya pengetatan sebagai syarat saya yakin pengaruhnya besar sekali, petugas tidak kewalahan, beban pemerintah lebih ringan," kata pria yang menamatkan studi doktornya di Jerman itu.


Lebih lanjut, Makin menekankan pentingnya komunikasi Kemenag dengan masyarakat melalui berbagai jalan, seperti organisasi kemasyarakatan Islam dan kampus.


"Asas istitha'ah sebagai asas pelunasan secara tegas saya kira tidak akan ada masalah," ujarnya.


Di samping itu, Makin juga meminta kepada para penyuluh, kiai, dan pengajar keagamaan untuk dapat meyakinkan masyarakat akan pentingnya istitha'ah kesehatan dalam ibadah haji. Hal ini guna menghapus anggapan masyarakat akan bakal sehatnya calon jamaah yang sakit dan keyakinan mereka akan baiknya meninggal di Tanah Suci.


"Orang sehat saja menghadapi cuaca ekstrem bisa sakit, apalagi orang sakit akan bertambah parah," katanya.


Ia juga menambahkan, banyak orang di sana tetiba hilang ingatan karena saking panasnya suhu di sana sehingga mengganggu otak dan saraf. Karenanya, harapan orang sakit bakal sembuh di sana bisa terbantahkan. Terlebih tenaga medis di sana terbatas.


Namun, hal paling penting dari upaya tersebut, menurutnya, adalah pembuatan dan penerapan aturan yang diperketat.