Greg Barton Sebut Relevansi NU Ada pada Upaya Memproduksi Intelektual Pesantren
NU Online · Sabtu, 9 Agustus 2025 | 15:00 WIB
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Pemimpin Redaksi NU Online, Ivan Aulia Ahsan, mempertanyakan relevansi Nahdlatul Ulama (NU) di tengah arus opini publik di media sosial. Ia mengungkapkan bahwa parameter keterhubungan NU dengan publik saat ini salah satunya bisa dibaca melalui dinamika isu di media sosial.
"Anggap saja anggapan mereka benar, bagaimana caranya agar NU ini tetap relevan dengan kepentingan publik hari ini sebagai ormas?" tanyanya dalam Program Menjadi Indonesia Episode 24 tayang perdana pada Jumat (8/8/2025) lalu.
Menanggapi hal tersebut, Akademisi asal Australia dan penulis Biografi Gus Dur, Prof Greg Barton, menekankan pentingnya NU untuk tidak melupakan akar dan peran utamanya sebagai organisasi kebangkitan ulama.
"Sebagai ormas kan NU harus jangan lupakan asal-usulnya dan peran yang paling sentral itu kebangkitan ulama. Ulama itu pemimpin pesantren (agama) dan mereka menjadi cendekiawan sekaligus orang yang berperan untuk memproduksi intelektual untuk generasi yang akan datang baik dalam bidang keilmuan maupun dalam bidang akhlak. Pesantren itu juga sangat penting untuk menerapkan prinsip agama," ujar Greg.
Ia meyakini bahwa NU masih memiliki peran vital dalam konteks keislaman Indonesia, sebagaimana halnya Muhammadiyah. Dalam pandangannya, tanpa sistem intelektual yang dihasilkan oleh pesantren, masa depan Islam Indonesia akan menghadapi krisis.
"Kalau negara lain biar negara lain karena berbeda, tapi di Indonesia tidak mungkin sistem pemahaman agama yang ada pada saat ini akan diteruskan dan tetap diterapkan dalam cara yang produktif tanpa tidak ada sistem intelektual. Kalau setiap pesantren tutup dalam jangka waktu lima tahun ini, habis," jelasnya.
Ia mengingatkan bahwa jika generasi ulama saat ini tidak digantikan oleh generasi baru, maka Islam Nusantara akan mengalami stagnasi bahkan kemunduran.
"Yang sekarang menjadi ulama, menjadi tua, wafat, tidak diganti lagi, kandas. Bagaimana nasibnya yang disebut Islam Indonesia, Islam Nusantara pasti akan menghadapi masalah juga," ucap Greg.
Greg juga menekankan pentingnya peran reproduksi intelektual dalam NU. Menurutnya, kebangkitan ulama tidak mungkin terjadi tanpa sistem pesantren yang tetap hidup dan bertransformasi sesuai zaman.
"Itu merupakan salah satu primery role of NU dan intellectual production tidak mungkin, kebangkitan ulama tidak mungkin tanpa sistem pesantren yang diperhatikan dan tetap mengalami proses revolusioner, perubahan dinamika," katanya
Terkait isu tambang yang sempat ramai dibicarakan, Greg menyebut bahwa kritik terhadap NU bukan hal baru. Sejak awal berdirinya NU pada 1926, sudah ada pihak yang mengkritik organisasi ini karena keterkaitannya dengan politik.
"Kalau kita menyebut isu seperti tambang untuk sementara ya sejak awal tahun 1926 ada yang mengkritik ulama dan NU, karena selalu ada politik, ada yang dia dagang sapi, selalu ada, sudah biasa sejak awal," ujar Greg.
Ia menyadari bahwa isu konsesi tambang memang kompleks, karena ada potensi kemandirian tetapi juga terdapat risiko serta campur tangan pihak-pihak yang berkepentingan.
"Kalau isu tambang kan rumit karena ada peluang tapi juga ada resiko dengan mengambil menerima konsesi tambang, ada peluang untuk menjadi mandiri tapi pasti ada yang berkepentingan termasuk juga yang tidak suka dengan NU pada saat ini atau mau supaya NU pada masa depan berubah supaya sesuai dengan kepentingan mereka dan dalam era ini era medsos kalau ada orang begitu dan orang yang cukup kaya yang sudah cukup mampu pasti mereka akan pakai medsos, pasti mereka akan mengarahkan information war," jelasnya.
Meski begitu, ia tidak menolak adanya kritik terhadap NU. Justru, menurutnya, kritik merupakan bagian dari proses pembaruan internal yang penting dalam setiap generasi NU. Namun, ia mengimbau agar kritik disampaikan dengan cara yang berimbang dan bijak.Â
"Tapi dalam cara yang seimbang jangan kita lawan dengan akhirnya tidak ada gunanya juga, tetap harus ramai tapi juga harus sopan dan sabar," pesannya.
Greg juga mengingatkan bahwa tidak semua kritik terhadap konsesi tambang berasal dari niat tulus. Menurutnya, ada pula pihak yang memanfaatkan isu ini demi kepentingan pribadi.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
4
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
5
Khutbah Jumat: Rawatlah Ibumu, Anugerah Dunia Akhirat Merindukanmu
6
Redaktur NU Online Sampaikan Peran Strategis Media Bangun Citra Positif Lembaga Filantropi
Terkini
Lihat Semua