Nasional

Alfanza dan Erwandi, Remaja Juara Internasional dengan Ciptakan Robot Smart Aquarium

Sel, 8 Agustus 2023 | 17:00 WIB

Alfanza dan Erwandi, Remaja Juara Internasional dengan Ciptakan Robot Smart Aquarium

Alfanza Ihsan Ammarullah (16), dan Erwandi Astra Dinata (16) mampu meraih prestasi internasional dengan menciptakan robot smart aquarium. (Foto: Dok. MA Minhajut Tholabah)

Jakarta, NU Online

Dunia robotik semakin diminati kalangan muda, tak sedikit dari mereka yang telah mengharumkan nama bangsa di ajang kompetisi robotik internasional. Semua capaian itu tak lepas dari usaha anak muda selama bertahun-tahun. Di antara ratusan anak muda peraih prestasi di ajang internasional, dua di antaranya adalah Alfanza Ihsan Ammarullah (16), dan Erwandi Astra Dinata (16). 


Keduanya siswa kelas XII Madrasah Aliyah Minhajut Tholabah, Purbalingga, Jawa Tengah. Di bidang yang diminati, keduanya terus mengejar prestasi untuk bekal masa depan dan telah membuktikan mampu meraih prestasi sekaligus mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Awal bulan ini, Alfanza dan Erwandi berhasil meraih medali perunggu di ajang International Youth Robot Competition (IYRC) 2023 yang berlangsung di Daejon, Korea Selatan, 3-6 Agustus 2023. 


IYRC merupakan kompetisi robotik anak atau remaja terbesar di dunia yang diadakan oleh organisasi International IYRA, dan telah melaksanakan kompetisi sejak tahun 2014 hingga saat ini. Olimpiade ini untuk mengetahui kemampuan siswa pelajar di dunia terhadap capaian negara lain selain itu sangat baik untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda akan sains robotik dan menyiapkan mereka menjelang era 4.0.


“Alhamdulillah bersyukur bisa mengikuti kompetisi sampai luar negeri. Kami sudah melakukan pelatihan robotik, belajar membuat project robot dan mencari ide yang lebih baik dalam menghadapi lawan dari berbagai negara,” kata Alfanza di Jakarta, Senin (7/8/2023).


Alfanza mengaku senang mendapat kesempatan berkompetisi di luar negeri hal itu membuatnya harus berlatih intensif. Alfanza kerap mencoba proyek robotik yang jauh lebih sulit di atas kemampuan agar bisa terus berkembang mulai dari menyusun komponen, menyolder, dan merakit. “Benar-benar maksimal belajarnya,” kata Alfanza.


Serius menggeluti bidang robotik

Alfanza serius menggeluti bidang robotik hingga percaya diri mengikuti setiap kompetisi tingkat nasional hingga internasional. Dia menganggap kompetisi sebagai ajang pengembangan diri. Keikutsertaannya di kompetisi robotik senantiasa berbuah manis. Terhitung ia pernah menjuarai kompetisi robot di Negeri Jiran dalam ajang Asian Junior Robotic (AJR).


AJR diselenggarakan oleh Asian Robotic Competition Comite (ARCC) yang bekerja sama dengan Indonesia Young Robotic Association (IYRA) yang diikuti para siswa dari sekolah-sekolah terbaik di Asia Tenggara. Alfanza berhasil menyabet medali perunggu dalam ajang kompetisi yang fokus terhadap pengembangan kegiatan Stem Robotik itu.


Sebelumnya, Alfanza meraih medali perunggu untuk kategori Creative Robotic pada ajang Semarang Robotic Games (SRG) 2023 pada awal Februari lalu. Gelar itu menambah gengsi pencapaian seorang peserta. Prestasi yang sama juga ditorehkan oleh Erwandi Astra Dinata. Ia  pernah menjuarai robotik bidang creative dan teather robot IYMRC di Jakarta 2023. 


Menyukai bidang robotic sejak masuk Aliyah

Kompetisi robotik bukanlah hal baru bagi Alfanza. Sejak masuk pesantren, ia mulai belajar coding dan menyukai matematika. Bahkan, baru duduk di kelas 10 Madrasah Aliyah mengikuti berbagai kompetisi robotik di tingkat nasional mewakili Jawa Tengah serta meraih banyak medali.


“Sejak kelas 10 aku menyukai robot. Keterampilan ini didapat dari guru yang ada di sekolah dan pesantren,” kata Alfanza.


“Kalau ada waktu luang, saya gunakan untuk pelatihan robotik dan memaksimalkan project. Jadwal belajar pesantren tetap saya ikuti,” timpal Alfanza.


Belajar bahasa Inggris 

Sedikit berbeda dengan Alfanza, Erwandi baru pertama kali mengikuti kompetisi robotik di luar negeri sehingga sebelum terbang ke Negeri Gingseng ia memaksimalkan pelatihan bahasa asing di kampung Inggris Pare. Ia pun bersyukur dikasih kesempatan mengikuti event internasional ini dan berharap ajang ini bisa mengantarnya melanjutkan pendidikan di luar negeri.


“Sebelumnya saya hanya mengikuti kompetisi robotik di Jakarta, mudah-mudahan ke depan bisa mengikuti banyak perlombaan robotik dan bidang lain di luar negeri,” harapnya.


Erwandi pernah menjalani kompetisi robotik yang diselenggarakan IYMRC di Jakarta. Hasilnya dia meraih kejuaraan robotik bidang creative dan teather. Erwandi mengaku keberhasilan ini  tak lepas dari adanya konsistensi dan manajemen waktu yang bagus dan dukungan dari para guru dan pengasuh pesantren. Karena aktivitas Erwandi tak hanya mengerjakan robot saja, namun juga menimba ilmu di pesantren. 


“Alhamdulillah, dari pesantren ada jadwal terstruktur untuk ngaji, sekolah dan mengembangkan bakat. Jadi, di sela-sela kegiatan saya juga memanfaatkan waktu untuk membuat project bersama teman-teman,” sahut Erwandi.


Pondok Pesantren Minhajut Tholabah dikenal Berjaya di kompetisi robotik. Segudang prestasi akademik non akademik telah ditorehkan para santri baik yang duduk di Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah. Baik itu prestasi di tingkat kabupaten, provinsi, nasional hingga internasional. 


Bahkan dalam beberapa kompetisi kompetitif tim robotik dari Minhajut Tholabah berhasil mendapatkan pengakuan atas kemampuan serta inovasi yang mereka tampilkan. Para santri berhasil menunjukkan kemampuan dalam menghadapi tantangan robotika yang kompleks. Erwandi mengaku senang lantaran pesantren yang ia pilih tak membatasi dirinya untuk mengembangkan bakat di dunia robotik. 


Bagi Erwandi, anggapan tinggal di pesantren sebagai tempat untuk belajar tentang ilmu agama saja itu salah. Kenyataanya tidak begitu, bagi salah satu pesantren di Jawa Tengah ini. Seiring dengan perkembangan santri juga mempelajari ilmu teknologi, salah satunya robotik. 


Pamerkan robot aquarium pintar

Di ajang IYRC, keduanya memperkenalkan sebuah robot akuarium pintar yang berfungsi untuk mengukur pH air, fitur untuk mengganti air yang buruk, pakan ikan otomatis, fitur untuk mengetahui jika ada yang ingin mencuri ikan. Komponen yang digunakan dalam pembuatan robot adalah 3 mainboard yakni MRT X, MRT DUINO, dan SMART BOARD.


Robot tersebut terinspirasi dari budidaya ikan di daerah Banjarnegara yang dikenal sebagian masyarakatnya membudidayakan ikan, baik untuk konsumsi maupun ikan hias. Konsep dari perancangan robot smart aquarium ini rupanya mengantarkan kedua remaja yang tengah menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Minhajut Tholabah meraih bronze medal untuk bidang creative. 


“Smart aquarium yang kami buat mampu mengukur pH air secara otomatis agar ikan bisa hidup dengan baik, sehingga mampu meringankan pekerjaan manusia,” jelas Erwandi. 


Go internasional merupakan salah satu cita-cita keluarga besar Yayasan Pendidikan Agama Islam (YPAI) Minhajut Tholabah, Bukateja, Purbalingga. Pasalnya, dua santri dari Pondok Pesantren Minhajut Tholabah tersebut kembali menorehkan prestasi di kancah internasional.


Keduanya merupakan satu-satunya wakil dari provinsi Jawa Tengah yang mewakili Indonesia pada ajang Internasional Youth Robot Competition (IYRC). Selain Indonesia, negara lain seperti Brazil, Mexico, Pakistan dan lebih dari 20 negara lainnya mengikutsertakan siswa dalam kompetisi tersebut.


Kepala Madrasah Aliyah Minhajut Tholabah, Waryadi, mengaku sangat bangga atas prestasi yang diraih kedua siswanya. Menurutnya event tersebut sebagai media untuk menunjukkan bahwa santri juga bisa go internasional dalam bidang teknologi.


“Alhamdulillah, selamat dan sukses atas prestasi yang diraih. Terus berjuang untuk terus mengukir prestasi.  Guru dan orang tua merasa bangga atas apa yang diusahakan siswa kami selama ini,” jelasnya. 


Kompetisi robotik Madrasah jadi jalan kemajuan peradaban bangsa

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof Muhammad Ali mengatakan kompetisi Robotik Madrasah (KRM) atau Madrasah Robotics Competition (MRC) merupakan salah satu ajang dalam menyiapkan generasi Indonesia 2045 dalam menghadapi era Cybion (Cybernetics, Biology and Ontology). 


Ia mengatakan, era otomatisasi dalam segala aspek kehidupan umat perkembangan teknologi terutama robotik akan memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan robotik selain meningkatkan inteligensi anak-anak, dapat juga mengembangkan kreativitas dan daya imajinasi anak dalam merencanakan, merangkai, dan membangun robot sesuai imajinasi mereka dalam konteks problem solving.

 

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara NU Online dan Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag RI.