Tangerang Selatan, NU Online
Alumni UIN Bersatu menggelar Stand Up Politik dan Deklarasi Tolak Hoaks, Politisasi Agama, dan Dinasti Cendana. Dalam deklarasi, mereka menyebut akan menggalang UIN se-Indonesia yang memiliki sikap yang sama.
Demikian disampaikan Koordinator Alumni UIN Bersatu Syukri Rahmatullah setelah menyampaikan Deklarasi di hadapan sekira 300-an orang alumni dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
"Deklarasi ini bukan akhir, tapi awal perjuangan kami. Setelah ini, kami akan menggalang UIN se-Indonesia yang memiliki sikap yang sama," tegasnya, di Fifo Resto, Gintung, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (19/1).
Dalam deklarasi tersebut, mereka mengucapkan empat tekad: pertama, tidak akan memproduksi, membuat, dan menyebarkan informasi hoaks kepada masyarakat. Kedua, siap melawan setiap informasi hoaks yang beredar di masyarakat. Ketiga, menolak setiap upaya politisasi agama. Keempat, akan melawan setiap upaya, kebangkitan Orde Baru melalui Dinasti Cendana.
Dalam Stand Up Politik hadir sejumlah tokoh muda nasional dari UIN Syahid Jakarta, di antaranya Ray Rangkuti (aktivis 1998), Neng Dara Afifah (mantan Komisioner Komnas Perempuan), Rumadi Ahmad (Ketua Lakpesdam PBNU), dan Rahmad Jaelani Kiki (aktivis 1998 dan penulis buku Genealogi Intelektual ulama Betawi).
Syukri juga menyebut bahwa hoaks tidak hanya menimpa masyarakat, tapi juga pemimpin negeri ini seperti Jokowi dan juga Ketua Umum MUI Pusat KH Maruf Amin. Keduanya, sering kali diserang dan korban hoaks dari pihak-pihak memiliki nafsu berkuasa dan tidak bertanggung jawab.
Saat Stand Up Politik, pengamat politik Ray Rangkuti menceritakan bagaimana UIN Jakarta pada tahun 1998 lalu, menjadi kampus pertama yang berhasil masuk dan menduduki Gedung DPR pertama kali, hingga jatuhnya Soeharto pada 21 Mei 1998.
"Ketika masuk gedung DPR, kami membacakan Shalawat Badar. Beberapa tahun kemudian, saat tengah bersama almarhum KH Hasyim Muzadi, beliau mengatakan bahwa Shalawat Badar itu adalah shalawat para kiai saat mengusir penjajah. Pantesan Pak Harto gemetar hingga mengundurkan diri, karena ada mahasiswa yang membacakan shalawat Badar, dan itu adalah mahasiswa UIN," urainya, yang disambut gemuruh tepuk tangan ratusan alumni.
Neng Dara Afifah, engatakan bahwa sejatinya di dalam Al-Qur’an, umat Islam dilarang menyampaikan berita bohong, berita palsu ataupun hoaks.
Sementara Rumadi Ahmad mengungkapkan menguatnya upaya politisasi agama belakangan ini, demi tujuan sesaat. Tidak seharusnya, agama dipermainkan, diperolok demi kepentingan politik.
Rahmad Jailani Kiki juga mengatakan adanya ancaman bagi masa depan Indonesia, jka semua tidak berhati-hati, dan cermat melihat situasi mutakhir. "Jangan sampai kita nanti malah menjadi seperti Suriah," ujarnya. (Malik Mughni/Abdullah Alawi)