Nasional

Anak-anak Korban Gempa Cianjur: Mudah Menangis hingga Sering Menyendiri

Sel, 29 November 2022 | 20:34 WIB

Anak-anak Korban Gempa Cianjur: Mudah Menangis hingga Sering Menyendiri

Layanan pendampingan psikososial dan trauma healing bagi para korban terdampak bencana oleh PMII. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Cianjur pada Senin (21/11/2022) lalu menelan ratusan korban jiwa. Sebanyak 327 orang dinyatakan meninggal dunia dan 595 lainnya luka-luka.


Ribuan rumah warga dan infrastruktur publik juga porak poranda. Kejadian gempa di bumi Pasundan itu menyisakan luka mendalam bagi masyarakat Indonesia, khususnya warga Cianjur dan sekitarnya.


Kondisi tersebut menggerakan Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PK PMII) Tama Jagakarsa, Jakarta Selatan untuk membuka layanan pendampingan psikososial dan trauma healing bagi para korban terdampak bencana.


Ketua PK PMII Tama Jagakarsa, Rahel Ngabalin, menjelaskan bahwa dalam geliat yang dilakukan untuk memulihkan trauma korban gempa Cianjur, mereka kemudian memberikan hiburan melalui permainan dan pembacaan dongeng bagi korban kelompok usia anak.


Sebagian anak turut menikmati alur kegiatan. Namun, Rahel juga mengisahkan bahwa tak sedikit dari mereka masih dalam trauma psikologis berat pascagempa. Rahel menyebut, beberapa di antara mereka kerap kali menangis. Tak hanya itu, mereka juga memisahkan diri dari kelompok bermain.


“Anak pertama perempuan, usianya 7 tahun. Kedua, laki-laki 2 tahun. Menurut keterangan yang didapat, pascagempa mereka masih panik. Malam susah tidur, cepat nangis, bahkan nggak mau join sama teman-teman mereka,” ungkap Rahel kepada NU Online, Selasa (29/11/2022).


Mulanya, Rahel menjelaskan agak sulit bagi mereka untuk mengajak serta beberapa anak tersebut andil dalam kegiatan. Namun, berkat dampingan para fasilitator, Rahel menyebut mereka akhirnya perlahan mengikuti alur pendampingan.


“Tapi, alhamdulillah-nya setelah dilakukan pendampingan, kita masuk dan bercerita, serta memberikan pendampingan khusus, akhirnya mereka join dengan teman-temannya, ikut bermain dan happy,” ungkap Rahel.


Rahel menambahkan, kegiatan pendampingan tersebut disambut antusias oleh warga, khususnya para orang tua anak.


“Orang tuanya bersyukur ada adik-adik mahasiswa, jadi anak-anak bisa bermain biar tidak sumpek dan stres,” jelas dia.


Kegiatan pendampingan psikososial dan trauma healing oleh PK PMII Tama Jagakarsa telah dimulai sejak Sabtu, (26/11/2022) dan dilaksanakan di beberapa titik, antara lain di Desa Bunikasih dan Jambudipa yang berada di Kecamatan Warungkondang, Cianjur, Jawa Barat. Tim pendampingan yang terdiri dari 12 personel itu telah menangani lebih dari 200 korban bencana gempa Cianjur.


Rencananya, kegiatan tersebut akan terus dilangsungkan bahkan hingga beberapa bulan ke depan.


“Proses pendampingan healingnya akan berlangsung sampai beberapa bulan depan,” pungkas Rahel.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin