Apakah Benar Kita Pantas Merayakan Lebaran?
NU Online · Jumat, 17 Juli 2015 | 21:30 WIB
Untuk sebentar saja, disela-sela kebahagiaan dan suka cita kita hadir dan berkumpul di tengah-tengah keluarga tercinta kita. Mari kita merenung sejenak. "Apakah memang benar kita pantas merayakan lebaran?<>
Secara bahasa, Lebaran adalah identik merujuk kepada Idul Fitri. Secara bahasa Fitri adalah bersih, dan dilihat dari KBBI “fitri” adalah yang bermakna kesederhanaan.
Lalu apa kenyataan yang hadir secara empirik di tengah-tengah masyarakat kita sekarang ini?
Jauh hari sebelum hari itu tiba kita berbondong-bondong berlarian ke mall untuk membeli pakaian dan sepatu baru.
Apalagi dalam istilahnya ngabuburit guna menunggu adzan magrib tiba kita malah asik berkendaraan, apalagi sebatas nongkrong di tepi jalanan, ada juga yang di atas jembatan.
Lalu apa yang kita dapati pas malaman takbiran tiba sebagai puncak klimaks seusai kita berpuasa selama sebulan penuh itu? Kita asik bakar puluhan batang kembang api, pawai arak-arakan diluar keterbatasan, dan lain sebagainya.
Baju baru, ngabuburit dan pesta kembang api adalah sebuah tradisi wajar yang salah nalar tengah menimpa kita.Lalu, apa yang kita petik dari sublimasi hakikat Idul Fitri ini?
Benar pantaskah kita untuk berlebaran??
Terpopuler
1
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
2
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
3
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
4
Jumlah Santri Menurun: Alarm Pudarnya Pesona Pesantren?
5
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
6
Nusron Wahid Klarifikasi soal Isu Kepemilikan Tanah, Petani Desak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria
Terkini
Lihat Semua