Nasional

Azan Dijadikan Remix adalah Penghinaan Simbol Agama

Rab, 15 September 2021 | 12:00 WIB

Azan Dijadikan Remix adalah Penghinaan Simbol Agama

Ilustrasi: Azan merupakan syiarullah untuk memanggil orang-orang melakukan shalat. Setiap kalimat dalam azan adalah kalimat mulia yang setiap katanya dipilih tidak sembarangan. 

Jakarta, NU Online
Beberapa waktu lalu marak di media sosial adanyai video hiburan yang berasal dari Korea Selatan yang men-remix suara azan. Di dalam video tersebut terdapat backsound suara azan, dan syair teks azan menjadi latar video yang tidak ada unsur islaminya.

 

Sekretaris Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) Ustadz H Mochammad Bukhori Muslim angkat suara terkait problem tersebut. Ia mengatakan bahwa hal tersebut merupakan penghinaan terhadap simbol agama.

 

Ia menyampaikan kekecewaannya terhadap pembuat video. Azan merupakan syiarullah untuk memanggil orang-orang melakukan shalat. Setiap kalimat dalam azan adalah kalimat mulia yang setiap katanya dipilih tidak sembarangan. 

 

"Rasulullah menerima syair azan, pemilihan katanya berdasarakan wahyu Allah swt maka orang yang beriman jika mendengar suara azan dijadikan remix pasti akan terganggu," ungkapnya dalam tayangan PBNU Beri Tanggapan soal Azan Dibuat Remix diakses Selasa (14/9/2021).

 

Menurut Utsadz Buchori, jika ada orang Muslim yang nyaman bahkan tidak terganggu terkait azan yang dipermainkan dengan dijadikan remix, berati orang tersebut bermasalah.

 

"Barangsiapa mengagungkan syiar Allah akan meningkat ketakwaanya. Namun, ketika azan dijadikan sebuah hiburan yang di dalamnya ada unsur maksiatnya itu adalah istihza’ (penghinaan), seharusnya orang yang beriman akan merasa tidak nyaman," tegasnya.

 

Menurutnya ketika ada penghinaan terhadap syariat Islam maka umat Muslim perlu memutuskan hubungan dengan orang yang melakukan penghinaan tersebut. Hal itu sebagaimana yang dikatakan Syekh Muhammad Said Ramadan Al-Bouti dalam ceramahnya. Syekh Said menyampaikan bahwa jika ada penghinaan terhadap syariat Islam, umat Muslim tidak perlu mendukung produknya, seperti tidak berhubungan dalam bidang ekonomi. Hal itu demi memberikan pelajaran dan sebagai bukti ketakwaan kepada Allah swt.

 

"Semoga iman kita bertambah, dengan tidak melecehkan simbol agama Allah. Kalimat dalam azan itu adalah kalimat-kalimat mulia, ada takbir ada syahadat serta ada ajakan menuju kebahagiaan," jelasnya

 

Ustadz Bukhori menambahkan bahwa hiburan dengan kemaksiatan tidak dapat sampai kepada kebahagiaan, namun malah menuju kesengsaraan. Ia berharap umat Muslim menyadari, serta kelak dapat menjaga anak-anak mereka untuk senantiasa mengagungkan syiar-syiar Allah swt.

 

"Mudah-mudahan Allah melindungki kita, serta mudah-mudahan orang yang membenci islam diberi ganjaran yang seadil-adilnya oleh Allah," imbuhnya.

 

Kontributor: Siti Maulida
Editor: Kendi Setiawan