Nasional MUNAS KONBES NU 2019

Bahtsul Masail Pra-Munas Konbes NU Digelar di Tangerang

Jum, 15 Februari 2019 | 11:45 WIB

Banten, NU Online
Panitia Nasional Munas-Konbes NU menyelenggarakan Bahtsul Masail pra-Munas dan Konbes NU di Pesantren Al-Hasaniyah Rawalini, Teluknaga, Tangerang, Banten, pada 15-17 Februari. Pembukaan bahtsul masail pra-Munas Konbes NU dihadiri Rais Syuriyah KH Masdar Farid Mas'udi dan Rais Syuriyah PWNU Banten 

Dalam sambutannya, Ketua Komisi Bahtsul Masail Panitia Nasional Munas-Konbes NU KH Ahmad Ishomuddin mengemukakan bahwa forum Munas-Konbes NU selalu menghasilkan jawaban-jawaban atas berbagai persoalan yang besar bagi kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara.

"Bahwa Munas Alim Ulama yang dihadiri oleh ulama dari Nahdlatul Ulama se-Indonesia selalu menghasilkan jawaban-jawaban atas masalah-masalah penting, masalah-masalah yang monumental, penting bagi kehidupan beragama, penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Kiai Ishom.

Menurut Kiai Ishom, Munas-Konbes NU 2019 ini akan membahas sejumlah persoalan yang menyangkut kerakyatan dan kebangsaan. Hal itu sesuai dengan tema yang diusung, yakni "Memperkuat Ukhuwah Wathaniyah untuk Kedaulatan Rakyat".

"Kita carikan jawaban-jawabannya sesuai dengan tema Munas, yaitu 'memperkuat ukhuwah wathaniyah untuk kedaulatan rakyat," ucapnya.

Pada kesempatan itu, Kiai Ishom sempat mengemukakan sejumlah persoalan yang pernah dibahas pada Munas-Konbes di Pesantren KHAS Kempek Cirebon, Jawa Barat pada 2012, seperti tentang pajak.

Pada Munas-Konbes di Kempek, forum mengkritisi pemerintah agar meninjau kembali kewajiban tentang pajak bagi umat Islam untuk menyikapi kasus korupsi pajak yang dilakukan Gayus Tambunan.

Ia melanjutkan, pada Munas di Kempek juga membahas bank otak. Persoalan terbut berangkat dari pertanyaan akademisi Universitas Indonesia.

"Bank otak hasil dari Munas yang dibahas di Kempek  dan kemudian diterima oleh dunia internasional. Itu adalah sumbangan yang besar bagi musyawarah nasional alim ulama," ucapnya.

Perlu diketahui, bahtsul masail terbagi menjadi tiga komisi: komisi waqiiyyah, maudluiyyah, dan qanuniyah. Komisi waqiiyyah membahas 5 persoalan, yakni bahaya sampah plastik, perusahaan AMDK yang menyebabkan sumur warga kering, niaga perkapalan, bisnis money game, stem cell, dan legalitas syariat bagi peran pemerintah.

Sementara komisi maudluiyyah akan membahas 3 hal, yaitu negara, kewarganegaraan, dan hukum negara, konsep Islam Nusantara, dan politisasi agama. Adapun komisi qanuniyyah dijadwalkan membahas RUU Anti-Monopoli dan Persaingan Usaha, RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, dan RUU Permusikan.

Bahstul masail pra-Munas Konbes NU ini akan diikuti pengurus LBM PWNU se-jawa dan Lampung. Nantinya, hasil dari forum ini dibawa ke Munas-Konbes NU yang akan diselenggarakan di Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kujangsari, Langensari, Banjar, Jawa Barat, 27 Februari hingga 1 Maret. (Husni Sahal/Ahmad Rozali)