Nasional NU PEDULI LOMBOK

Banyak Pengungsi Gempa Lombok Terjangkit Diare

Sel, 21 Agustus 2018 | 20:00 WIB

Banyak Pengungsi Gempa Lombok Terjangkit Diare

Layanan kesehatan NU Peduli, Selasa (21/8)

Mataram, NU Online
Para pengungsi dampak gempa bumi di Lombok, NTB banyak terjangkit penyakit diare. Penyebab diare di antaranya para pengungsi memakan secara tidak teratur, ditambah asupan makanan yang tidak seimbang. Selain itu, sanitasi dan lingkungan pengungsian yang buruk memperparah keadaan tersebut.

Demikian salah satu hasil pemeriksaan Tim NU Peduli bidang Kesehatan, Danang pada saat layanan kesehatan bagi warga terdampak gempa di Lingkungan Tegal, Kelurahan Selagalas, Kecamatan Sandubaya, NTB, Selasa (21/8).

“Kita memaklumi pola makan mereka yang tidak seimbang. Juga sanitasi yang buruk,” kata dokter asal Malang, Jawa Timur ini.

Oleh karena itu ia menekankan betul kepada para pengungsi agar memperhatikan kebersihan terutama tangan. “Pokoknya sering cuci tangan, apalagi kalau mau makan,” katanya.

Adapun keluhan lainnya adalah infeksi saluran pernapasan dan batuk.

Pelayanan kesehatan diawali dengan pendaftaran pasien, pemeriksaan, dan pemberian obat-obatan. Pada hari itu tim memberikan layanan di dua lokasi pengungsian. Pertama adalah pengungsian di arena perkebunan di mana sejumlah pengungsi membawa serta sapi mereka. Adapun titik kedua pengungsian di dekat sawah, sekitar satu kilometer dari titik pertama.

Perjalanan dari titik satu ke titik kedua dengan jalan kaki menembus persawahan sempat menghadapi tantangan karena hujan mulai turun. Demikian juga pelayanan bagi para pengungsi dilakukan dalam suasana hujan, sehingga pelayanan dilakukan sepenuhnya di dalam tenda. Para pengungsi yang tinggal di tenda-tenda sekitar, mendatangi tim kesehatan yang menempati salah satu tenda.

Keadaan tenda yang sederhana tak menghalangi semangat tim NU Peduli untuk memberikan pelayanan terbaik. Pelayanan di kedua titik ini menjangkau sekitar delapan puluh pengungsi. Para pasien terdiri dari anak-anak hingga orangtua, baik laki-laki maupun perempuan. (Kendi Setiawan)