Nasional

Bayt Al-Quran sebagai Destinasi Wisata Religi

NU Online  ·  Kamis, 7 Mei 2015 | 00:06 WIB

Jakarta, NU Online
Gedung Bayt Al-Qur`an dan Museum Istiqlal (BQMI) yang berdiri megah di dekat pintu tiga Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan salah satu destinasi wisata religi yang patut dikunjungi. Setiap bulannya, rata-rata 10 ribu pengunjung datang ke tempat asri ini.
<>
Menurut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, BQMI merupakan wujud kontribusi Kemenag. Ia berharap perawatannya terus ditingkatkan, dengan cara meningkatkan fasilitas dan pelayanan bagi masyarakat umum.

“Oleh karenanya, revitalisasi Bayt Al-Qur`an harus terus dilakukan, baik dari segi fisik maupun fungsi,” terang Lukman saat meresmikan Milad ke-18 BQMI dan Promosi Kelitbangan Kementerian Agama di aula utama Bayt Al-Qur`an TMII Jakarta, Rabu (6/5).

Sejak diresmikan oleh Presiden ke-2 RI HM Soeharto pada 20 April 1997, BQMI telah mendedikasikan dirinya sebagai pusat edukasi, konservasi, dan rekreasi keagamaan, terutama terkait dengan mushaf Al-Qur`an dan karya seni budaya bangsa yang bernuansa Islam.

“Ini merupakan upaya Kementerian Agama dalam melestarikan warisan budaya dan keagamaan Islam Nusantara, selain merupakan penghormatan dan penghargaan kita terhadap jasa para pendahulu kita. Transformasi budaya dan sejarah tidak boleh terhenti dari satu generasi ke generasi berikutnya,” ujar Lukman.

Menurut dia, dari segi fisik, Badan Litbang dan Diklat yang bertanggung jawab atas pengelolaan Bayt Al-Qur`an dan Museum Istiqlal, dan harus dapat memelihara gedung yang megah tersebut dengan paduan arsitektur yang bernilai tinggi ini. Sementara dari segi fungsi, Menag berharap tempat ini dapat menjadi “Jendela Islam Nusantara”, sebagaimana Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menjadi miniatur kepulauan Indonesia.

“Oleh karenanya, kegiatan Milad ke-18 BQMI ini merupakan momentum untuk melakukan introspeksi dalam rangka meningkatkan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat,” tandas putra bungsu Menteri Agama KH Saifuddin Zuhri ini.

BQMI merupakan salah satu dari dua museum Al-Qur’an yang ada di dunia. Selain di Indonesia, Museum Al-Qur’an kedua tercatat berada di Bahrain, Afrika Utara. Pengelolaan BAMI menjadi tanggung jawab Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMA), Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama.

Berbagai koleksi dipamerkan di museum ini, antara lain Mushaf Al-Qur'an yang dibuat dari berbagai media dengan ukuran variatif. Mulai dari yang terkecil hingga dengan ukuran lebih dari 200 x 200 cm. Salah satunya adalah Mushaf Al-Mukhtar.

“Mushaf ini ditulis oleh Ustadz Misbakhul Munir. Penulisan mushaf berukuran 200 x 90 cm ini dimulai pada September 2011, dan selesai pada Februari 2013. Mushaf ini terdiri dari 30 lembar di mana setiap lembarnya memuat satu juz Al-Qur’an,” terang Ketua LPMA Muchlis M Hanafi.

Doktor jebolan Universitas Al-Azhar Cairo Mesir ini dengan semangat menjelaskan berbagai koleksi benda-benda peninggalan sejarah Islam yang melengkapi pameran di Museum Istiqlal tersebut. (Musthofa Asrori/Mahbib)