
Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) masa khidmah 2018-2021 KH Agus Salim dalam Dakwah Sphere: Ngaji dan Temu Pegiat Dakwah Digital NU yang digelar LD PBNU di Plaza PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2025). (Foto: tangkapan layar kanal Youtube TVNU)
Achmad Risky Arwani Maulidi
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) masa khidmah 2018-2021 KH Agus Salim mengutarakan bahwa ceramah berbeda dengan dakwah. Perbedaan itu terletak pada aspek manajerial dalam menghadapi setiap kemungkinan zaman. Menurutnya, ceramah adalah kerja individual, sedang dakwah lebih kolektif.
Hal itu disampaikannnya dalam Dakwah Sphere: Ngaji dan Temu Pegiat Dakwah Digital NU yang digelar LD PBNU di Plaza PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2025).
"Dakwah ini kerja kolektif. Butuh soliditas, kebersamaan, kekompakan. Jadi ketua ini harus betul-betul punya seni manajerial yang tinggi. Butuh kearifan, kesabaran," ujarnya sebagaimana ditayangkan dalam kanal Youtube TVNU dikutip NU Online.
Dalam berdakwah, kata Kiai Agus Salim, dibutuhkan gagasan dan inovasi yang segar. Hal ini dalam rangka menyelaraskan dengan semangat zaman yang terus berkembang. Dengan demikian, menurutnya, diperlukan gagasan yang utuh dari berbagai latar belakang pemikiran.
"Setiap fase, setiap periode ini tentunya punya konteks, punya tema, problematika masing-masing. Berdakwah ala manhaj ahlussunnah wal jamaah itu butuh inovasi. Contoh seperti ini, Dakwah Sphere ini," ungkapnya.
Baca Juga
5 Motif Mereka Menolak Dakwah Rasulullah
Sebelumnya, Ketua LD PBNU KH Abdullah Syamsul Arifin menegaskan bahwa dalam berdakwah seseorang harus berupaya memantapkan diri untuk mengharap rida Allah. Hal ini dapat menjadi perantara bagi pegiat dakwah menuju keberkahan hidup.
"Saat melaksanakan program-progam yang ditetapkan LD PBNU harus dilaksanakan dengan kemantapan hati, dan dimulai dengan niat serta tekad yang baik. Kenapa demikian, karena dengan kemantapan hati dan ketulusan niat di dalam melaksanakan tugas yang mulia ini, yang awalnya kita anggap sebagai rintangan akan menjadi sebuah potensi," ujarnya kepada hadirin dan segenap pengurus lembaga dakwah di berbagai tingkatan.
Gus Aab, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa ketulusan niat penting bagi perwujudan sekaligus pelestarian program-progam yang pihaknya canangkan.
"Apapun yang dilakukan karena Allah maka pasti akan terjaga sustainability-nya, akan terjaga keberlanjutannya. Tapi ketika tidak dilakukan tanpa Allah maka akan hilang, tanpa jejak dan pergi tanpa bekas," terangnya mengutip sebuah pepatah berbahasa Arab.
Terpopuler
1
Santri Kecil di Tuban Hilang Sejak Kamis Lalu, Hingga Kini Belum Ditemukan
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Sound Horeg: Pemujaan Ledakan Audio dan Krisis Estetika
4
Perbedaan Zhihar dan Talak dalam Pernikahan Islam
5
15 Ribu Pengemudi Truk Mogok Nasional Imbas Pemerintah Tak Respons Tuntutan Pengemudi Soal ODOL
6
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
Terkini
Lihat Semua