Nasional

Boni Hargen Sebut Gus Dur sebagai Metahuman

Sen, 23 Desember 2019 | 11:30 WIB

Boni Hargen Sebut Gus Dur sebagai Metahuman

Boni Hargens saat mengisi diskusi di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (23/12). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Pengamat Politik Indonesia Boni Hargen mengaku terpukul ketika mendengar KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur wafat. Baginya, Gus Dur merupakan manusia di atas normal atau metahuman. Ia beralasan, di dalam diri Gus Dur memiliki kombinasi yang sempurna, seperti kiai, pejuangan kemanusiaan, negarawan, dan intelektual.

"Gus Dur bagi saya seorang metahuman, manusia yang bion, di atas manusia normal. Mungkin kalau generasi indistri film generasi sekarang menyebutnya X-Men, manusia dengan kemampuan super yang melampaui manusia normal," kata Boni saat mengisi diskusi yang diselenggarakan 164 Channel di lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (23/12). Diskusi mengusung tema 'Belajar Toleransi dari Guru Bangsa'.

Sebelum Gus Dur meninggal, Boni mengaku sempat menjenguknya di rumah sakit. Di RS, ia bertemu dengan istri Gus Dur, Nyai Hj Sinta Nuryah Wahid dan putri keduanya, Yenny Wahid. Pada pertemuan itu, Boni mengaku mendapatkan pesan dari Gus Dur untuk melanjutkan perjuangannya membangun Indonesia.

"Jadi buat saya sampai titik terakhir ketika sebagai manusia beliau lemah, rapuh, dia punya semangat yang menyala untuk memikirkan bangsa ini. Maka bagi saya, harusnya ini menjadi tanggung jawab moral serius terutama NU dan seluruh komponen bangsa," ucapnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) ini pun bersyukur karena pemikiran-pemikiran Gus Dur terus diperjuangan NU dan Jaringan Gusdurian. Baginya, pemikiran Gus Dur bukan lagi individu, tetapi semangat yang harus dipegang bersama.

"Alhamdulillah sampai sekarang berkembang dan ternyata di kalangan NU mempunyai kesadaran yang besar untuk menghidupkan semangat hidup Gus Dur melalui komunitas Gusdurian, dan saya berterima kasih karena ketika itu mimpi saya ternyata ada di kepala banyak orang juga," ucapnya.

Diskusi ini dibuka Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani. Adapun pembicara lain yang hadir, ialah Katib Syuriyah PWNU Jakarta KH Taufik Damas, Pengurus Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian Suraji, dan perwakilan dari Abdurrahman Wahid Center for Peace and Humanities Universitas Indoensia Sarah Monica. Sementara adik Gus Dur, Lili Wahid berhalangan hadir.

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Fathoni Ahmad