Nasional MUNAS-KONBES NU 2019

Budaya dan Tradisi dalam Islam Nusantara Jadi Infrastruktur Agama

Jum, 15 Februari 2019 | 06:30 WIB

Jakarta, NU Online
Islam Nusantara sejak dicetuskannya sebagai tema pada Muktamar Ke-33 Nahdlatul Ulama tahun 2015 di Jombang, Jawa Timur sudah menuai pro-kontra, sebagian orang menolak wacana tersebut.

Meskipun demikian, gagasan itu semakin ramai dibicarakan oleh khalayak dengan berbagai dinamikanya, baik penolakan maupun dukungan.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mengungkapkan bahwa Islam Nusantara itu menjadikan budaya dan tradisi sebagai media penyebaran agama.

"Segala adat istiadat, segala tradisi, segala budaya yang tidak bertentangan dengan syariat Islam boleh dijadikan infrastruktur agama biar kokoh agamanya," terang Robikin di Gedung PBNU lantai 4, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Kamis (14/2).

Pada dasarnya, Islam Nusantara itu Islam yang moderat dengan batasan tidak melanggar syariat.

"Islam yang adaptif dengan kebudayaan, adat istiadat, tradisi sepanjang tidak bertentangan dengan syariat Islam," katanya.

Wacana Islam Nusantara ini akan semakin diperkuat dengan menjadikannya sebagai salah satu tema pada bahtsul masail maudluiyah pada Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama 2019 Nahdlatul Ulama di Banjar, Jawa Barat pada 27 Februari hingga 1 Maret 2019 mendatang. (Syakir NF/Muiz)