Nasional MUKTAMAR KE-34 NU

Buka Muktamar, Jokowi Sarankan Rajut Pemuda NU untuk Pemerataan Ekonomi

Rab, 22 Desember 2021 | 11:50 WIB

Buka Muktamar, Jokowi Sarankan Rajut Pemuda NU untuk Pemerataan Ekonomi

Presiden Joko Widodo menegaskan jika kader-kader NU yang potensial diberdayakan dengan baik dalam satu lokomotif akan dapat berdampak besar dalam mewujudkan kesejahteraan bersama. (Foto: Panitia Muktamar)

Lampung Tengah, NU Online

Presiden Joko Widodo membuka secara resmi Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Darussa’adah, Gunung Sugih, Lampung Tengah, Rabu (22/12/2021). Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan pentingnya pemerataan ekonomi. Ia mengakui bahwa hal tersebut bukan perkara yang mudah dilakukan. Untuk mewujudkan hal tersebut, ia melihat potensi yang besar di NU.


"Kekuatan di NU sekarang, anak-anak mudanya yang  pintar, santri-santrinya yang pintar, keluaran banyak dari universitas besar dari seluruh negara dunia," kata Jokowi.


Ia menegaskan bahwa jika kader-kader NU yang potensial itu dapat dimanfaatkan dan diberdayakan dengan baik dalam satu lokomotif akan dapat berdampak besar dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.


"Apabila ini bisa dirajut dalam sebuah kekuatan lokomotif, saya meyakini ini bisa menarik gerbong yang ada di bawah untuk bersama-sama dalam rangka menyejahterakan kita semua," katanya.


Dalam rangka mengegolkan hal itu, Jokowi akan menyiapkan konsesi di berbagai bidang, mulai dari pertanian, minerba, hingga teknologi. "Saya menawarkan, yang muda-muda ini, dibuatkan sebuah wadah bisa PT atau kelompok usaha. Kalau siap, saya menyiapkan konsesi, baik itu konsesi terserah lahan pertanian, silakan," katanya.


"Saya juga menyiapkan konsesi minerba, yang pengen bergerak di usaha-usaha nikel misalnya, usaha-usaha batubara, boxit, tembaga. Tetapi sekali lagi, ini dalam kelompok usaha besar sehingga bisa mengajak gerbong lain untuk ikut menikmati," lanjut presiden kelahiran Surakarta, 21 Juni 1961 itu.


Namun, ia menggarisbawahi bahwa hal tersebut merupakan pekerjaan yang besar. NU hanya tinggal merajutnya saja untuk membentuk hal itu terwujud. "Ini memerlukan kerja besar. tetapi saya melihat potensi di NU itu ada, tinggal merajutnya," ujarnya.


Jokowi juga melihat potensi kader-kader NU yang potensial di bidang teknologi. Banyak di antaranya yang telah menamatkan studi doktornya di bidang tersebut dalam usia muda. Hal tersebut juga penting untuk diberdayakan. Sebab, teknologi, menurutnya, bakal menyeluruh di segala bidang.


"Yang berkaitan dengan teknologi, yang pintar-pintar sangat banyak sekali. Doktor-doktornya banyak sekali yang muda-muda. Karena apapun, ke depan yang namanya, teknologi, harus masuk ke sana," sambung Jokowi.

 

Oleh karena itu, ia sangat berharap potensi itu dapat dimaksimalkan untuk kemaslahatan umat. Jangan sampai teknologi malah menjadi kontraproduktif yang memberikan hal negatif dan merusak rakyat.


Berbicara mengenai teknologi, Jokowi pernah diajak oleh Pendiri Facebook Mark Zuckerberg untuk bermain pingpong secara virtual dengan menggunakan kacamata. Meskipun bermain tanpa bola dan meja, permainan tersebut terasa seperti biasanya. Namun, hal tersebut barulah awal dari perkembangan teknologi metaverse yang bakal lebih canggih lagi, seperti restoran virtual hingga mal virtual.


Jokowi mengingatkan agar hal tersebut perlu disikapi dengan hati-hati. Terlebih tema Muktamar berkhidmat untuk peradaban dunia, menurutnya, harus dipengaruhi. "Hati-hati memang peradaban itu harus kita pengaruhi agar maslahat bagi masyarakat dunia khususnya di negara kita Indonesia," katanya.


Ke depan, ungkap Jokowi, bakal ada pengajian virtual yang seperti bertatap muka secara langsung. Hal ini akan datang dalam waktu yang tidak lama lagi dan harus disiapkan sejak dini.


'Kita semuanya harus siap. Kita bersama-sama NU untuk peradaban dunia. Indonesia sekarang memimpin G20. Juga ingin mempengaruhi kebijakan dunia yang berpihak kepada negara miskin, berkembang, kepulauan, dalam segala hal, utamanya dalam digitalisasi dan ekonomi hijau," pungkasnya.

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan