Nasional

Cara Gus Dur Membesarkan Anak Muda NU (I)

Jum, 20 Desember 2019 | 16:00 WIB

Cara Gus Dur Membesarkan Anak Muda NU (I)

KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Jakarta, NU Online 
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memiliki perhatian kepada anak-anak muda dan membantu mempromosikan dan membesarkannya. Hal itu dirasakan pengasuh Pondok Pesantren Kaliopak, Bantul, Yogyakarta, KH M. Jadul Maula.  

Menurut Jadul, ia mengenal Gus Dur saat menjadi Ketua Umum PBNU sementara dirinya menjadi mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri (IAIN, sekarang menjadi Universitas Islam Negeri, UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Pada tahun 1990-an, ia turut bergabung dengan anak-anak muda NU yang menamakan diri FKGMNU. Waktu itu, FKGMNU sering mengadakan diskusi ke berbagai daerah dan Gus Dur sering menjadi pembicaranya. 

“FKGMNU pernah mau mengadakan acara di Cirebon, di sebuah pesantren,” ceritanya di kantor redaksi NU Online, Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (20/12). 

Mulanya, kata dia, kegiatan tersebut diizinkan, tapi belakangan dibatalkan. Usut punya usut, ternyata pengasuh pondok tersebut menelepon pengurus PWNU Yogyakarta. Pengasuh pesantren mendapat keterangan bahwa anak-anak muda yang akan mengadakan diskusi di pesantrennya itu anak NU “kiri” yang berseberangan dengan PWNU. 

Menurut Jadul, anak-anak muda NU itu kemudian melaporkan hal itu ke Gus Dur. Dari laporan tersebut, Gus Dur bukan menyalahkan anak muda, tapi mengambil suatu langkah yang berkesan dan tak terlupakan. 

“Langkah besar Gus Dur. Ini yang mengesankan, Gus Dur malah meminta acara dipindahkan ke Jakarta, tempatnya di ruang Syuriyah PBNU,” katanya.  

Menurut Jadul, ruangan itu sangat simbolik karena merupakan ruang para kiai. Tidak hanya ruang kiai biasa, tapi kiai di tingkat pusat. 

Waktu itu, lanjutnya, anak-anak muda NU tidak hanya merasa terlindungi, tapi didorong, dibesarkan, dan didoakan untuk menjadi orang besar, dan sebagian menjadi kiai. 

“Saya sekarang jadi Wakil Katib Syuriyah di PWNU DIY, di PBNU Wakil Ketua Lesbumi. Ada doa dan barokah,” lanjutnya.  

Menurut Jadul, anak muda yang kreatif oleh Gus Dur tidak dijauhi dan dieksklusi, malah dirangkul dan dibesarkan. 
 
Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Fathoni Ahmad