Nasional

Cara KH. Hasyim Muzadi Dukung Palestina

Ahad, 3 Februari 2019 | 02:03 WIB

Tangerang Selatan, NU Online
Konflik Palestina adalah kisah pilu yang menyayat rasa kemanusiaan. Selain karena Amerika Serikat melalui Israel yang tak pernah puas menjajah dan menyiksa warga Palestina, persoalan internal –antara kubu Hamas dan Fatah— juga menambah rumitnya mengurai permaslahan yang menimpa negara tersebut. Hingga konflik dan  penjajahan di Palestina sepertinya akan tetap lestari.

KH Hasyim Muzadi, termasuk tokoh Indonesia yang prihatin menyikapi konflik Palestina. Namun keprihatinan Kiai Hasyim –sapaan akrabnya—tidak sebatas menyampaikan dukungan, mengutuk Israel dan sebagainya,  tapi ia langsung mengunjungi  Palestina untuk ‘urun rembug’ mencarikan solusi.

“Kiai Hasyim tidak main media, ia langsung mendatangi Palestina dan menemui Khaled Meshaal,  pimpinan Hamas untuk mendengarkan keluh kesahnya,” tutur penulis buku  Pusaka Kebangsaan: Sinergitas Islam dan Kebangsaan, Sofiuddin dalam diskusi di sekretariat Islam Nusantara Center, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (2/2).

Menurutnya, dalam kunjungan tersebut Khaled Meshaal ‘curhat’ kepada Kiai Hasyim terkait persoalan di negaranya, baik tentang prilaku Israel maupun serangan dari pihak Fatah.

“Banyak pejuang yang berguguran dalam pertempuran itu. Selain melawan penjajah kami juga mendapat perlawanan dari saudara kami sendiri,” tutur Sofiuddin menirukan keluh kesah Khaled kepada Kiai Hasyim.

Kiai Hasyim pun merespon keluhan Khaled seraya menyatakan keyakinannya bahwa Palestina suatu saat akan merdeka dan lepas dari konflik yang ada. Ia lalu membandingkan Palestina dan Indonesia yang dijajah Belanda dan Jepang ratusan tahun, namun akhirnya bisa merdeka.

 “Kami sangat berduka cita atas bencana yang menimpa Palestina, terutama Hamas dan Fatah, semoga musibah ini segera berakhir,” papar Sofiuddin menirukan respon Kiai  Hasyim.

Selanjutnya, kata Sofiuddin, Kiai Hasyim menegaskan bahwa musibah yang mendera Palestina, tidak seberapa jika  dibandingkan dengan penjajahan yang dialami Indonesia, yakni 350 tahun lamanya. Dalam rentang waktu tersebut  syuhada berguguran, jauh lebih banyak dari korban yang dialami Palestina.

Lalu kenapa Indonesia berhasil merdeka? Karena rakyat Indonesia bersatu untuk berjihad menghahadapi penjajah. Bukan malah saling mengadu dan memecah belah.

“Jika Fatah dan Hamas ingin Palestina merdeka,  maka jihad yang harus dilakukan adalah menghimpun seluruh bangsa dan mempersatukannya, apapun itu agamanya untuk melawan penjajah. Begitu saran Kiai Hasyim terhadap pimpinan Hamas itu,” lanju Sofiuddin, santri Kiai Hasyim tersebut  (Nuri Farikhatin/Aryudi AR)