Nasional

Cuaca Ekstrem Diprediksi hingga Lebaran 2024, LPBINU Imbau Masyarakat Waspada

Sen, 25 Maret 2024 | 21:00 WIB

Cuaca Ekstrem Diprediksi hingga Lebaran 2024, LPBINU Imbau Masyarakat Waspada

(Foto: Instagram BMKG)

Jakarta, NU Online
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan terjadi hingga Lebaran 2024 yaitu dari 5 April sampai 11 April 2024.


Berkaitan dengan fenomena tersebut, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU) pun mengimbau masyarakat untuk waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan.


"Masyarakat harus mengetahui potensi dampak yang akan diakibatkan cuaca ekstrem yaitu, peningkatan curah hujan secara signifikan disertai angin kencang. Ancaman bencana banjir, banjir bandang dan longsor akan mengintai," ujar Pengurus LPBI PBNU M Ali Yusuf kepada NU Online, Senin (25/3/2024).


Ia mengatakan, masyarakat dan semua pihak diminta untuk bersiap dengan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bencana. Ia juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan tubuh untuk menghindari berbagai potensi gangguan kesehatan.


Ia menjelaskan bahwa cuaca ekstrem yang terjadi hingga awal lebaran disebabkan oleh aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), bibit siklon tropis, dan siklon tropis Megan. Megan adalah salah satu siklon tropis yang berasal dari Bibit Siklon Tropis 945. Nama Megan diberikan oleh Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Darwin, Australia karena siklon tersebut memasuki wilayah tersebut.


"Siklon Megan ditemukan sejak pertengahan bulan Maret di Australia dan berdampak secara tidak langsung di beberapa wilayah di Indonesia," imbuhnya.


Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menghadapi cuaca ekstrem adalah pertama, selalu memantau informasi cuaca dari BMKG. Kedua, penting bagi pemerintah untuk mensosialisasikan potensi terjadinya cuaca ekstrem kepada masyarakat dengan benar untuk meningkatkan kewaspadaan dan mencegah kepanikan. Ketiga, pemerintah juga perlu memfasilitasi peningkatan koordinasi berbagai pihak terkait dalam langkah-langkah antisipasi dan kesiapsiagaan bencana.


"Keempat, menghindari aktivitas di kawasan laut dan pantai yang berpotensi adanya gelombang sangat tinggi. Kelima, jika pergi ke lokasi wisata, pastikan keamanan dan keselamatannya," ujarnya.


Dia mengatakan bahwa keenam, jika seseorang bepergian atau beraktivitas di luar rumah, diperlukan membawa dan menyiapkan peralatan atau perlengkapan seperti payung, jas hujan, pakaian ganti, dan sebagainya. Ketujuh, pemerintah harus mengajak semua pihak untuk memeriksa infrastruktur drainase atau saluran air, atap rumah/bangunan, serta memeriksa ranting dan pohon yang sudah rapuh.


Selain itu, kedelapan, penting untuk menyiapkan dokumen dan perbekalan penting ke dalam tas (tas siaga bencana) atau sejenisnya. Kesembilan, pemerintah, terutama pemerintah daerah, perlu mengajak semua pihak untuk meningkatkan upaya dan langkah kesiapsiagaan bersama, termasuk mengaktivasi sistem peringatan dini dan menyiagakan relawan siaga atau respon bencana.


"Kesepuluh, perlu mencatat nomor-nomor penting layanan darurat untuk dihubungi jika diperlukan," pungkasnya.