Nasional

9 Langkah untuk Masyarakat Siap Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem dan Bencana

Sel, 5 Maret 2024 | 07:00 WIB

9 Langkah untuk Masyarakat Siap Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem dan Bencana

Ilustrasi evakuasi korban banjir di Jakarta oleh Tim NU Peduli. (Foto: dok. LPBINU)

Jakarta, NU Online

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan sejumlah wilayah Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem yaitu hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang hingga 8 Maret 2024.


Pengurus Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU) M. Ali Yusuf mengungkapkan, penting bagi masyarakat untuk melakukan upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi cuaca ekstrem.


Ia menjelaskan ada berbagai upaya yang bisa dilakukan oleh masyarakat, pertama, selalu memantau cuaca dari lembaga yang berwenang, yaitu BMKG. Kedua, mengenali lingkungan sekitar untuk mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi seperti banjir, longsor, banjir bandang dan puting beliung.


"Ketiga, melakukan koordinasi berbagai pihak terkait upaya antisipatif dalam menghadapi cuaca ekstrem," ujar Ali Yusuf, Senin (4/3/2024).


Keempat, melakukan berbagai langkah yang diperlukan seperti memeriksa dan memotong pohon atau ranting yang sudah rapuh, membersihkan saluran air, memperbaiki atap rumah atau bangunan, dan mengecek tebing atau dataran tinggi. Lalu kelima, terlibat dalam penyusunan sistem peringatan dini.


Ia menambahkan upaya keenam yaitu menentukan tempat aman atau lokasi evakuasi. Ketujuh, menyiapkan dokumen dan perbekalan penting ke dalam tas (tas siaga bencana) atau sejenisnya dan posisikan di tempat yang mudah dijangkau. Kedelapan, mencatat nomor-nomor penting untuk dapat dihubungi jika diperlukan. Kesembilan, menyiapkan relawan siaga/respons bencana.


"Dan yang terakhir memperbanyak doa kepada Allah swt agar selalu diberikan perlindungan dan keselamatan," terangnya.


Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pemerintah perlu menyiapkan infrastruktur seperti sistem drainase, juga fasilitas-fasilitas publik lainnya dalam menghadapi ancaman bencana yang berpotensi terjadi saat cuaca ekstrem.


Selain itu, langkah-langkah antisipatif yang diperlukan seperti meningkatkan koordinasi berbagai pihak, mempersiapkan aktivasi terhadap rencana kontinjensi bencana terkait cuaca ekstrem, menyusun atau menilai kesiapan sistem peringatan dini, dan menyiagakan tim siaga atau respon bencana multi pihak juga disarankan.


"Kemudian langkah-langkah antisipatif yang perlu dilakukan oleh pemerintah yaitu meningkatkan koordinasi berbagai pihak, mempersiapkan aktivasi terhadap rencana kontinjensi bencana terkait cuaca ekstrem, menyusun atau menilai kesiapan sistem peringatan dini, dan menyiagakan tim siaga atau respon bencana multi pihak," jelasnya.