Nasional

Daya Saing Perguruan Tinggi Keagamaan Butuh Transformasi Digital

Rab, 31 Januari 2024 | 06:00 WIB

Daya Saing Perguruan Tinggi Keagamaan Butuh Transformasi Digital

Kepala Puslitbang Penda Balitbang Diklat Kemenag, Mohsen Alaydrus. (Foto: NU Online/Musthofa Asrori)

Yogyakarta, NU Online
Di era kekinian, transformasi digital merupakan tradisi baru dunia pendidikan kita. Ia bukan hanya kebutuhan, namun juga menjadi tantangan bagi perguruan tinggi keagamaan di Indonesia.


Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Penda) Balitbang Diklat Kemenag RI, Mohsen Alaydrus, mengatakan hal tersebut usai pembukaan lokakarya tentang Transformasi Digital yang digelar di Yogyakarta.


“Transformasi digital bukan hanya kebutuhan. Akan tetapi, juga merupakan tantangan yang harus dijawab oleh perguruan tinggi keagamaan agar tetap relevan dan berdaya saing,” ujarnya kepada NU Online, Senin (29/1/2024) malam.


Habib Mohsen, sapaan akrabnya, menyatakan bahwa workshop bertema Transformasi Digital pada Perguruan Tinggi Keagamaan itu merupakan kerja sama dengan Lembaga Pendidikan Tinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPT-PBNU).


“Kita tentu perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Sebab, teknologi telah berkembang demikian cepat sehingga perlu disambut dan disikapi secara baik,” ujarnya.


Kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan lembaga pendidikan tinggi keagamaan dalam menghadapi era digital. "Melalui workshop tersebut kami berharap perguruan tinggi keagamaan dapat melangkah seiring dengan perkembangan zaman,” tuturnya.


“Selain itu, juga memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih interaktif, dan menjawab tantangan global dengan memanfaatkan teknologi digital secara optimal,” sambung pria asal Palu, Sulawesi Tengah ini.


Teknologi digital pembelajaran
Dihubungi terpisah, Kasubag TU Puslitbang Penda Irhason mengatakan bahwa dalam workshop ini para peserta akan mendapat pengetahuan mendalam mengenai penerapan teknologi digital dalam pembelajaran, administrasi kampus, dan manajemen sumber daya.


“Workshop ini diikuti oleh 40 pimpinan berbagai perguruan tinggi keagamaan NU dari berbagai wilayah di Indonesia,” kata Irhason.


Dalam workshop ini peserta juga diajak untuk berdiskusi mengenai strategi implementasi teknologi yang sesuai dengan karakteristik perguruan tinggi keagamaan masing-masing.


“Untuk narasumber workshop, kami mengundang sejumlah tokoh. Yaitu Ketua LPTNU Prof Ainun Naim, Sekjen Kemenag Prof Nizar Ali, Ketua PBNU Bidang Pendidikan Prof Mukri, Kaban Litbang Diklat Prof Amien Suyitno,” paparnya.


Selain itu, pihaknya juga melibatkan tim teknologi pendidikan dan transformasi digital dari Google Indonesia. “Mereka memberikan wawasan tentang inovasi teknologi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan agama dan keagamaan,” terang pria asal Bojonegoro, Jawa Timur ini.


Kegiatan tersebut diikuti 45 peserta dari berbagai kampus yang tergabung dalam. Lokakarya yang digelar di Hotel Saphire Yogyakarta ini dijadwalkan berlangsung tiga hari, Senin-Rabu, 29-31 Januari 2024.