Demo Penembakan Remaja Mereda di Prancis, Dubes Indonesia Tegaskan WNI Aman
NU Online · Kamis, 6 Juli 2023 | 19:00 WIB

"JUSTICE NAHEL" yang berarti Keadilan (untuk) Nahel (korban penembakan polisi Prancis) terpampang dalam peta kota di Prancis. (Foto: Abdulmonam Eassa/Getty Images dari CNN World)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Situasi Prancis sempat memanas menyusul tersebarnya video penembakan polisi terhadap seorang remaja imigran yang disebut melanggar lalu lintas.
Penembakan tersebut memicu protes besar-besaran di sejumlah kota besar, mulai Paris hingga Marseille, Lyon, dan sebagainya sejak Selasa (27/6/2023) lalu. Bahkan, pendemo juga menjarahi sejumlah toko hingga membakar berbagai fasilitas umum dan sejumlah bangunan.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBPP) Indonesia untuk Prancis Mohamad Oemar menyampaikan bahwa situasi yang sempat memanas ini mulai membaik sejak Senin (3/7/2023) lalu. Demonstrasi di sejumlah kota besar sebagaimana disebut di atas pun mulai mereda.
“Jadi, betul, Alhamdulillah suasananya sudah berangsur membaik per kemarin dibanding empat malam sebelumnya sejak tanggal 27 (Juni),” katanya sebagaimana dikutip NU Online dari tayangan video yang diunggah akun Instagram resmi Kedutaan Besar Indonesia di Paris, Prancis (@indonesiainparis) pada Kamis (6/7/2023).
Kondisi Prancis sudah lebih kondusif lagi pada Selasa (4/7/2023) lalu, baik di Paris maupun di kota-kota besar lainnya, termasuk di Marseille dan di Lyon.
Oemar memastikan bahwa seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) di negara tersebut dalam kondisi yang aman di tempatnya masing-masing. “Alhamdulillah dari pemantauan kami WNI dan diaspora Indonesia di Prancis kondisi masyarakat kita aman,” katanya.
Meskipun demikian, pihaknya sebagai perwakilan pemerintah Indonesia di negara tersebut juga selalu menyampaikan peringatan kepada seluruh WNI di sana agar tetap waspada. “KBRI mengingatkan tetap dan terus waspada,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Oemar juga menyampaikan bahwa kepastian kondisi aman dan peringatan kepada WNI ini dilakukan dengan jalinan komunikasi melalui simpul-simpul WNI meliputi sejumlah organisasi profesi, perkumpulan diaspora, pun organisasi pelajar yang berada di tiap kota.
“Jadi, kami memiliki nomor kontak untuk berkomunikasi dengan masyarakat kita melalui simpul-simpulnya, PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) di masing-masing kota, kelompok diaspora, kelompok profesi,” katanya.
Mereka, kata Oemar, memberikan laporan perkembangan situasi warganya masing-masing. “Sejauh ini berjalan lancar,” lanjutnya.
Dari jalinan komunikasi, ia mendapatkan konfirmasi mengenai kondisi WNI yang dipastikan aman dan tidak terdampak oleh situasi yang menegangkan tersebut. “Tidak ada masyarakat Indonesia yang terdampak negatif dari kerusuhan,” katanya.
Oemar menjelaskan bahwa penyebaran informasi mengenai kerusuhan, tindakan anarkis, seperti pembobolan toko-toko itu dipicu oleh penyebaran video dan berita melalui berbagai media sosial yang disebut Presiden Prancis Emmanuel Macron, yaitu Snapchat dan Tiktok. “Yang disampaikan (Presiden Macron) cukup masuk akal,” katanya.
Meskipun tidak melarang, otoritas Prancis sendiri meminta kepada manajemen platform media sosial itu untuk mengendalikan penyebaran video berita yang berpotensi memicu kerusuhan.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
4
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
5
Khutbah Jumat: Rawatlah Ibumu, Anugerah Dunia Akhirat Merindukanmu
6
Redaktur NU Online Sampaikan Peran Strategis Media Bangun Citra Positif Lembaga Filantropi
Terkini
Lihat Semua