Daerah

Mahasiswa Kedokteran Unusa Gambarkan Muslim Prancis Lewat Buku

Jum, 22 Januari 2021 | 20:00 WIB

Mahasiswa Kedokteran Unusa Gambarkan Muslim Prancis Lewat Buku

Mohammad Qoimam Bilqisthi Zulfikar menceritakan muslim di Prancis lewat buku. (Foto: Istimewa)

Surabaya, NU Online 
Hal yang melekat dari Prancis antara lain adalah tempat wisata. Tentu saja yang paling dicari dan menjadi jujugan adalah menara Eiffel.
 
Namun berbeda yang digambarkan mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ini. Dalam buku berjudul It's Not Just Eiffel, sisi tentang kehidupan khususnya Muslim di Prancis dijelaskannya. 
 
Mahasiswa dimaksud adalah Mohammad Qoimam Bilqisthi Zulfikar. Buku tersebut juga terbit setelah mengikuti kompetisi akademik mahasiswa yang membuat dirinya mengetahui kehidupan di negara kiblat mode tersebut.
 
Qoimam menjelaskan dalam buku tersebut menceritakan kehidupan di Prancis yang lebih cenderung modern. Prancis merupakan negara multikultural, khususnya di ibu kota Paris yang merupakan salah satu kiblat fashion dunia.
 
"Dalam buku itu menceritakan kehidupan di Prancis mulai dari toleransi beragama yang sangat besar," kata Qoimam, Kamis (21/1).
 
Dirinya menceritakan bahwa selama di Paris, keberadaan agama minoritas sangat dihargai. Di mana banyak tempat makan yang menyajikan makanan halal bagi masyarakat Muslim tersebut. 
 
"Negara ini cukup menghargai waktu ibadah shalat yang akan dilakukan masyarakat Muslim," jelasnya.
 
Prancis sendiri salah satu negara di Eropa barat yang memiliki Muslim terbesar sehingga memiliki multirasial dan multikultural yang sangat dihargai. 
 
"Di mana kehidupan Muslim di sana sangat menghargai agama manapun," beber pria yang lahir pada 25 Desember 1996 tersebut.
 
Qoimam menjelaskan dalam buku yang ditulis itu tidak hanya membahas tentang nilai toleransi namun juga tentang kemajuan sains dan teknologi, hingga kekayaan histori serta budaya yang melegenda. 
 
"Dalam buku itu menceritakan perjalanan saya selama berada di Prancis," ungkapnya.
 
Dijelaskannya bahwa untuk dapat merampungkan buku tersebut dibutuhkan waktu selama setahun. Hal ini dilakukan sambil dirinya menjalani koas di rumah sakit (RS). 
 
"Karena pandemi Covid-19 ini dialihkan ke online, sehingga tiap hari berada di rumah. Jadi, saya manfaatkan buat menulis perjalanan selama ini," jelasnya.
 
Mahasiswa semester 3 program profesi dokter tersebut menjelaskan jika sejak Sekolah Menengah Atas (SMA) dirinya senang menulis. Sehingga saat ada kesempatan ke Prancis, dirinya terpacu untuk menulis buku.
 
"Melalui buku ini saya bisa menyalurkan ilmu yang didapatkan kepada pembaca dengan pembawaan buku lebih ringan untuk dibaca anak muda," bebernya. 
 
Qoimam menjelaskan jika masyarakat ingin membeli buku It’s not just Eiffel bisa dibeli melalui aplikasi Shoppe. "Ketik saja judul bukunya it’s not just Eiffel," katanya sembari promosi. 
 
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Syamsul Arifin