Nasional

Di Balik Pelukan Erat Gus Mus dan Buya Syafi'i Maarif

Jum, 28 Desember 2018 | 13:40 WIB

Di Balik Pelukan Erat Gus Mus dan Buya Syafi'i Maarif

Buya Syafi'i dan Gus Mus (Foto: Ienas Tsuroiya)

Jakarta, NU Online
Jumat siang setelah takziah dan melepas jenazah sahabat karibnya almarhum KH Munawir Abdul Fatah di Krapyak, Yogyakarta, KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) berkesempatan menyambangi Cendekiawan Buya Ahmad Syafi'i Maarif.

Gus Mus yang juga membawa anak, menantu, dan beberapa cucunya itu diantar oleh dokter Alim yang sekampung dengan Buya Syafi'i.

“Begitu selesai jumatan di Masjid Nogotirto dekat rumah dr Alim, dan baru saja selesai wiridan, Buya menghampiriku dan memelukku erat-erat. Kami berpelukan cukup lama, melepas rindu,” tutur Gus Mus dikutip NU Online, Jumat (28/12) lewat instagramnya.

“Setelah mengambil anak-cucuku yang menunggu di rumah dr Alim, kami pun beramai-ramai sowan tokoh yang sangat kami hormati dan kagumi ini,” imbuh Gus Mus.

Sementara itu, salah seorang putri Gus Mus, Ienas Tsuroiya dalam keterangan tertulisnya mengatakan, kedua tokoh besar itu bertemu dengan wajah haru.

“Di depan mata saya, bertemulah dua tokoh besar bangsa ini dengan wajah haru,” ujar Ienas yang sebelumnya memandu keduanya untuk bertemu setelah selesai shalat Jumat.

Keduanya, lanjut ia, berucap lirih tapi mantab, “Assalaamu’alaikum”, langsung berpelukan erat-erat, seakan tak ingin lepas. Lama sekali.

“Saya rasakan, ada dialog batin antara keduanya dalam pelukan dan mimik haru itu. Tentang kerinduan yang dalam, tentang kegelisahan, tentang nasib bangsa ini, tentang kebahagiaan, tentang Tuhan,” ungkapnya. (Fathoni)