Nasional

Di Depan Santri NTB, Jenderal Ini Ceritakan Masa Kecilnya

Kam, 8 Maret 2018 | 19:00 WIB

Lombok Tengah, NU Online
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko,  berkunjung ke Pondok Pesantren Al-Manshuriyah NU di Lombok Tengah  Nusa Tenggara Barat, Kamis (8/3). Moeldoko bertemu dengan Pengasuh Pondok TGH A Taqiuddin Manshur yang juga Ketua PWNU NTB. 

Moeldoko yang didampingi oleh Deputi IV Eko Sulistyo dan Tenaga Ahli Utama Abetnego Tarigan juga bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat dan ulama dari Lombok Tengah antara lain H Lalu Mudjitahid, Tuan Guru Maarif Ma'mun, Ketua Anshor NTB Zamroni, dan Ketua Muslimat NU NTB.

Moeldoko juga berkesempatan untuk memberi tausiyah di hadapan sekitar 200 siswa dan santri muda pondok.

"Dulu Moeldoko kecil tinggalnya di dusun, jauh dari kecamatan. Moeldoko kecil tinggalnya di langgar atau musala. Pagi-pagi jam 4, anak-anak kecil termasuk saya sudah dibangunkan Kiai Slamet pakai rotan," cerita Moeldoko..

"Setelah itu belajar mengaji bersama. Baru dari situ pulang ke rumah, membantu orang tua di sawah. Kadang-kadang menyiram tembakau, membuat lubang untuk menanam jagung, atau memanen padi pakai tangan. Tergantung musimnya," lanjut Moeldoko di depan santri yang antusias menyimak.

Ia berpesan, anak-anak sekarang harus waspada terhadap bahaya narkoba yang sudah masuk ke mana-mana.

"Jangan sampai kalian terjerumus," pesan Moeldoko.

Ia pun memotivasi anak-anak itu dengan bertanya, "Apakah semangat kalian sekarang masih sama seperti semangat Moeldoko kecil?"

"Maasssiiiiiiiiiiiiiihhhhhh!!!" sahut para santri.

Moeldoko mengaku ingin lebih banyak mendengar dari kalangan ulama dan santri di NTB, akademisi dan tokoh masyarakat, sekaligus menjelaskan kebijakan-kebijakan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi-JK. Karenanya kegiatan tersebut juga menggunakan tagar #SantriBicara #KSPMendengar.

Hal itu bertujuan agar apa yang sedang dan akan dikerjakan oleh Pemerintah, dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.

"Untuk itu, kami ingin banyak mendengarkan, termasuk dari kalangan santri dan ulama," kata Moeldoko. (Hadi/Kendi Setiawan)