Nasional IIDC 2023

Di Forum ASEAN IIDC, Biksu Asal Myanmar Sampaikan Harapan Perdamaian untuk Negaranya

Sen, 7 Agustus 2023 | 16:00 WIB

Di Forum ASEAN IIDC, Biksu Asal Myanmar Sampaikan Harapan Perdamaian untuk Negaranya

Presiden Pusat Pendidikan Buddha Internasional Myanmar, Dr Shobita menyampaikan harapannya pada Forum ASEAN Intercultural dan Interreligious Dialogue Conference atau ASEAN IIDC di Hotel Ritz Carlton, Jakarta pada Senin (7/8/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online 

Presiden Pusat Pendidikan Buddha Internasional Myanmar, Dr Shobita menyampaikan harapannya di hadapan pemangku kebijakan di regional ASEAN terkait terkait situasi yang berlangsung di Myanmar. 


Hal ini disampaikannya saat memberikan pidato singkat pada Forum ASEAN Intercultural dan Interreligious Dialogue Conference atau ASEAN IIDC di Hotel Ritz Carlton, Jakarta pada Senin (7/8/2023). 


"Saya sebagai umat Budha dari Burma Myanmar, seperti yang Anda tahu tentang konflik politik di sana, konflik kekerasan paling tragis," ucap Shobita.


"Saya datang ke sini dengan harapan saya bisa melihat secara nyata rekan-rekan saya pemimpin Asia Tenggara untuk membawa perdamaian di kampung halaman saya," imbuh dia. 


Menghadapi kemelut yang berlangsung di Myanmar saat ini, Shobita menilai bahwa pendidikan menjadi sektor fundamental yang harus dapat diakses dengan mudah oleh generasi muda Myanmar. Baginya, pendidikan adalah dasar pemupukan nilai-nilai perdamaian.


"Tidak ada yang lebih penting dari Pendidikan bagi generasi muda di negeri ini. Saya ingin meminta semua pihak yang berkepentingan untuk tidak mengganggu pendidikan, tetapi melindungi sekolah," kata dia.


Menyadari itu, Shobita meminta kepada pimpinan KTT ASEAN, Indonesia, serta para pemangku kepentingan di ASEAN untuk memperkuat gagasan agar sekolah di Myanmar tetap aman.


"Mari kita promosikan pendidikan sebagai bagian dari dialog antaragama kita. Dalam Konferensi Asia ini, saya akan meminta kepada pemimpin KTT ASEAN, Indonesia, untuk memperkuat gagasan agar sekolah selamat," ungkap dia. 


Besar ia berharap, melalui konferensi tersebut, krisis yang berlangsung di Myanmar segera menemukan titik terang. 


"Saya berharap ASEAN akan mengawal inisiatif ini, saya percaya itu. Krisis saat ini di Myanmar hanya dapat dilakukan melalui dialog yang dibangun, kerja sama, kolaborasi yang efektif dan yang terpenting adalah dengan memberikan pemahaman nilai-nilai bersama untuk perdamaian,"  sambung dia.


Sebelumnya, Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn menilai Indonesia telah aktif dalam menciptakan perdamaian dengan cara mempromosikan nilai persatuan. 


"Indonesia tidak diragukan lagi telah memainkan peran penting dan juga aktif dalam mempromosikan sentralisasi dalam persatuan," kata dia dalam sambutannya.


Upaya ini, sambung dia, selaras dengan semangat Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023 di tengah dinamika sosial yang terjadi di berbagai belahan dunia, utamanya di kawasan ASEAN. 


"Kita hidup dalam perang yang semakin bergejolak, di mana kita bereaksi terhadap tantangan yang muncul dari pesimisme budaya serta meningkatnya intoleransi dan ekstremisme yang kian menurun untuk mendukung perdamaian dan keberlanjutan sosial," ucapnya dia. 


Maka itu, ia menilai ASEAN IIDC sebagai rangkaian dari KTT ASEAN 2023 menunjukan pentingnya dialog antarbudaya dan antaragama dalam mewujudkan stabilitas dan harmoni sosial.