Nasional

Digelar Awal Februari, AICIS 2024 Akan Definisikan Kembali Peran Agama dalam Krisis Kemanusiaan

Sen, 29 Januari 2024 | 16:30 WIB

Digelar Awal Februari, AICIS 2024 Akan Definisikan Kembali Peran Agama dalam Krisis Kemanusiaan

Konferensi pers AICIS 2024 di Jakarta, Senin (29/1/2024). (Foto: NU Online/Indirapasha)

Jakarta, NU Online 

Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) akan menggelar Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) Ke-23, pada 1-4 Februari 2024 mendatang. 


Acara yang berlangsung di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, Jawa Tengah itu akan membahas tema Redefining Religion's Roles in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights atau Mendefinisikan Kembali Peran Agama dalam Krisis Kemanusiaan.


Staf Khusus Menteri Agama (Menag) Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo mengatakan, gelaran AICIS tahun ini bertujuan untuk mendefinisikan kembali peran agama, terutama Islam, dalam menghadapi tantangan kemanusiaan kontemporer di kancah global.


"Termasuk peran dalam menguatkan persaudaraan kemanusiaan Gelaran AICIS bertepatan dengan momentum Hari Internasional Persaudaraan Manusia yang ditetapkan PBB sejak 2020 untuk diperingati setiap 4 Februari," kata Wibowo di Jakarta, Senin (29/1/2024).


Wibowo memaparkan, terdapat tujuh isu atau subtema yang akan dibahas dalam gelaran tahunan itu, yaitu 1) Agama, Nasionalisme, dan Kewarganegaraan di Asia Tenggara; 2) Dampak Isu dan Ketegangan Keagamaan Internasional terhadap Nasionalisme, Kewarganegaraan, dan Hak Asasi Manusia; 3) Krisis Kesetaraan, keadilan, dan Kemanusiaan; 4) Ketegangan Agama dan Kemanusiaan Global; 5) Isu Gender, Spiritualitas, dan Minoritas; 6) Fiqih Siyasah tentang Perang dan Damai Pasca Kolonial; dan 7) Kebijakan berbasis Maslahah Mursalah, Kesetaraan, dan Pemberdayaan.


"Isu besarnya adalah peran agama dalam menguatkan nasionalisme, merespons krisis kesetaraan, masalah gender, serta kemaslahatan umat, termasuk yang berkenaan dengan krisis iklim," jelas Wibowo.


Sementara itu, Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Ahmad Zainul Hamdi menyebutkan bahwa AICIS tahun ini memiliki 25 sesi panel yang disediakan untuk mendiskusikan isu-isu yang menjadi subtema. Sebanyak 12 tokoh dari dalam dan luar negeri dijadwalkan akan menjadi pembicara dalam konferensi tersebut. 


"Total ada 22 negara yang terlibat dalam konferensi ini, baik sebagai invited speaker, maupun peserta," kata dia.


Adapun para pembicara pada AICIS 2024 ini meliputi: 


1. Dr (HC) KH Yahya Cholil Staquf (Nahdlatul Ulama Central Board)

2. Prof Dr Ismail Fajrie Alatas (New York University)

3. Prof Rahimin Afandi bin Abdul Rahim (Universitas Malaya)

4. Prof Dr Claudia Saise (Humboldt-Universität zu Berlin)

5. Prof Dr Dora Marinova (Curtin University, Australia)

6. Prof Dr Abdul Djamil, MA (State islamic University Walisongo Semarang Indonesia)

7. Prof Dr Kamaruzaman (Asian Muslim Action Network)

8. Prof Dr Hassanein Al-Saeed Hassanein Ahmed (Suez Canal University, Egypt)

9. Prof Madya Dr Kamaluddin Nurdin Marjuni (Universiti Islam Sultan Sharif Ali Brunei Darussalam)

10. Assistant Professor Dr Jassim Mohammed Harjan (University of Baghdad, Iraq)

11. Fazlur Rahman bin Kamsani (Middle East Institute National University of Singapore)

12. Dr Fatma Mohamed Mansour (Suez Canal University)


Pada tahap awal, panitia telah menyeleksi 1.957 artikel yang dikirim calon peserta konferensi, hingga terpilih 328 paper terbaik. Para penulis terbagi dalam tiga kelompok, Invited Papers (80), Open Panel (100), dan Extended Panel (148). Mereka akan mempresentasikan makalahnya dalam forum tersebut. Mereka berasal dari 10 negara, yaitu Afghanistan, Armenia, Mesir, Indonesia, Irak, Malaysia, Moroko, Nigeria, Pakistan, dan Sri Lanka.