Nasional

Jika KH Ahmad Siddiq Dipakai Nama UIN Jember, Ini Syaratnya

NU Online  ·  Sabtu, 1 Juni 2019 | 01:00 WIB

Jember, NU Online
KH Ahmad Siddiq ternyata adalah sosok pemimpin rumah tangga yang baik. Beliau sangat peduli dengan masa depan anak-anaknya. Namun kepedulian itu bukan dengan mewariskan harta ataupun perusahaan.

“Sebab ayah memang bukan orang kaya, tidak punya apa-apa,” tukas  putra KH Ahmad Siddiq, KH Muhammad Balya Firjoun Barlaman mengawali sambutannya dalam Focus Group Discussion, Peningkatan Kelembagaan Alih Status IAIN Menuju UIN di gedung baru IAIN Jember, Jumat (31/5).

Seperti diketahui, nama KH Ahmad Siddiq diusulkan untuk dipakai  sebagai nama UIN (Universitas Islam Negeri) Jember saat peralihan statusnya sudah turun kelak. Gus Firjoun mengaku senang dengan usulan tersebut.

“Ya kalau memang nama ayah diinginkan, silahkan,” tukasnya.

Kendati begitu, ia mengungkapkan kekhawatirannya hal tersebut akan menjadi beban bagi  IAIN Jember. Sebab ketika kelak sudah menyandang nama KH Ahmad Siddiq, maka kampus tersebut harus dapat menjaga nama baik beliau. Jadi bukan sekedar memasangkan nama, tapi jiwa dan ketokohan KH Ahmad Siddiq, benar-benar menjadi trade merk kampus tersebut.

“Saya khawatir kampus ini tidak bisa menjaga diri dari pengaruh aliran lain (bukan Aswaja). Dan jika itu terjadi maka kami sangat sedih,” terangnya.

Gus Firjoun lalu bercerita mengenai empat pesan yang disampaikan ayahnya. Empat pesan tersebut  merupakan ‘warisan’ sang ayah untuk bekal hidup anak dan keluarganya. Sehingga diharapkan dalam keadaan apapun dan bagaimanapun, empat hal tersebut tidak boleh ditinggalkan. Itu sepertinya syarat bagi UIN Jember.

“Pertama, shalat berjamaah, kedua membaca Al-Quran, ketiga banyak membaca shalawat, dan keempat jangan dzolim,” katanya.

Gus Firjoun berharap agar 4 hal tersebut bisa diterapkan di UIN Jember nanti. Sebab, itulah pesan yang selalu disampaikan kepada anak dan keluarganya. Sehingga kehidupan UIN Jember kelak betul-betul islami, dan sesuai dengan pesan KH Ahmad Siddiq. Meskipun diakuinya, penerapan 4 hal tersebut tidak kaku, misalnya dalam bentuk yang formal.

 “Mari kita rawat bersama agar UIN Jember menjadi benteng Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja),” ucapnya. (Aryudi AR).