Fase Puncak Gerhana Bulan Total di Indonesia Bagian Barat, Tengah, dan Timur
NU Online · Rabu, 26 Mei 2021 | 12:00 WIB

Penampakan Gerhana Bulan Total di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (26/5) pada pukul 19.33 WITA. (Foto: BMKG)
Patoni
Penulis
Jakarta, NU Online
Peristiwa alam Gerhana Bulan Total atau yang juga disebut Super Blood Moon melalui sejumlah fase. Di Indonesia mempunyai tiga waktu, yaitu waktu Indonesia Barat (WIB), waktu Indonesia tengah (WITA), dan waktu Indonesia timur (WIT).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa fase puncak gerhana bulan total yang terjadi Rabu (26/5/2021) berbeda-beda di tiga waktu tersebut.
“Fase Puncak Gerhana Bulan terjadi pukul 18.18.43 WIB , 19.18.43 WITA , 20.18.43 WIT, dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di sebagian kecil Riau, sebagian Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh,” jelas Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono seperti dirilis bmkg.go.id.
Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya sinar Matahari oleh Bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan, dilihat dari Bumi. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.
Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar. Hal ini terjadi saat Bulan berada di umbra Bumi, yang berakibat, saat puncak gerhana bulan total terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah (terkenal dengan istilah Blood Moon).
“Karena posisi Bulan saat terjadi gerhana berada di posisi terdekat dengan bumi (Perigee), maka Bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sehingga sering disebut dengan Super Moon,” terang Rahmat.
Ia menegaskan, Gerhana Bulan Total tanggal 26 Mei 2021 dikenal juga dengan Super Blood Moon, karena terjadi saat bulan di Perigee (Bulan berada di jarak terdekat dengan Bumi).
Peristiwa alam tersebut menjadi pembicaraan warganet sehingga menjadi trending topic teratas dengan “Super Blood Moon”. Warga di setiap daerah dan tempat mengabadikan momen langka tersebut dengan kamera ponsel pintarnya masing-masing.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
2
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
3
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
4
Nota Diplomatik Arab Saudi Catat Sejumlah Kesalahan Penyelenggaraan Haji Indonesia, Ini Respons Dirjen PHU Kemenag
5
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
6
PBNU Desak Penghentian Perang Iran-Israel, Dukung Diplomasi dan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua