Jakarta, NU Online
Foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpelukan dengan politisi Prabowo Subianto, kembali mendapat perhatian dari warganet. Hal itu terlihat dari tanggapan pengikut NU Online baik di laman Facebook dan Instagram sejak Jumat (24/5) malam. Komentar-komentar positif pun datang dari warganet. Bahkan melalui akun nuonline_id hingga Sabtu (25/5) petang ini, foto tersebut disukai oleh lebih dari sembilan ribu akun.
Pengguna Ig Muhammad Asep Al-zaid berkomentar "persahbatan bagai kepompong." Kemudian, Badruzeus Shava menulis komentar dengan hastag #DamailahIndonesiaku
"Subhanallah Alangkah indahnya persaudaraan," tulis azkiyahlaily.
Ada juga akun olichyusuf84 yang menulis, "Saatnya rakyat indonesia bersatu kembali, stop akun akun fake dari ke2 belah pihak yang saling menjelekan dan menyebarkan konten2 pemecah belah, insya alloh indonesia kembali bersatu."
Sementara @lailatuzzuhro berkomentar singkat, "setuju kakak." Pengguna adln_1505 menuliskan, "Adem, enak ngeliatnya."
Pengguna Ig bernama Riyan Aditya (riyan_aditya79) malah mengomentari orang yang ada di belakang Jokowi dan Prabowo dalam foto itu. "Itu yang pake Baju putih + kacamata dibelakang. Senyumnya bikin Slow banget dah,"
Seperti diketahui pose Jokowi dan Prabowo tersebut di antara banyak orang lain di sekitar mereka. Diketahui juga bahwa foto tersebut terjadi setelah keberhasilan pesilat Indonesia, Hanifan Yudani Kusumah di ajang Asian Games 2018.
Hanifan berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan Thau Linh Nguyen pesilat asal Vietnam dengan skor 3-2 di Padepokan Pencak silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur, Rabu, 29 Agustus 2018. Setelah diberi bendera Indonesia, Hanifan berlari menuju bangku VVIP menghampiri Presiden RI Joko Widodo dan Prabowo Subianto untuk diberikan ucapan selamat.
Komentar pengguna facebook tak kalah meriahnya menangapi foto tersebut. Akun bernama Adi S M menuliskan, "bersaing tidak berarti harus saling bermusuhan..menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam sebuah persaingan..
apapun keputusannya, kita tetap saudara setanah air, tanah air kita INDONESIA..musuh kita adalah para penyusup dan penghasut yang mempengaruhi kita untuk membuat NKRI terpecah belah.. nb: maaf kepanjangan."
Rekonsiliasi Lebih Utama
Upaya rekonsiliasi kedua kubu dan pendukung kedua kubu pascapemilu 2019, disuarakan oleh sejumlah tokoh.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Barat (NTB) H Masnun Tahir mengatakan pemilihan umum 2019 sebagai pesta demokrasi. Sebagaimana pesta maka setelah berakhir tidak melahirkan dendam karena semuanya merasa bahagia.
Selain itu, pemilu seperti permainan di dunia, sehingga bersifat tidak kekal. Adapun yang kekal adalah persaudaraan dan persatuan. "Pemilu usai, harus disadari kembali bahwa ini permainan dunia, kemudian maklumi bahwa adanya perbedaan jangan merusak persatuan. Kemanusiaan, kebangsaan di atas segala-galanya," ujar Masnun, Selasa (21/5) malam.
Untuk itu, menurutnya sudah waktunya masyarakat Indonesia untuk kembali dan bersama-sama membangun bangun. "Sudah selesai (kubu-kubuan) 01 atau 02. Yang ada adalah 03 ‘Persatuan Indonesia,"ungkapnya.
Senada, Pengasuh Pesantren Al Amin Kediri, Jawa Timur, KH Anwar lskandar, meminta kepada masyarakat untuk kembali merajut persatuan dan kesatuan. Upaya itu harus dilakukan masyarakat Indonesia dengan tidak mengikuti hawa nafsu dan terbuai dengan suhu politik yang terus memanas.
"Untuk merajut kembali persatuan dan kesatuan, kita harus kembali ke ajaran Allah, kembali pada ajaran Rasulullah Saw yang benar jangan mengikuti hawa nafsu. Jangan mengikuti hawa nafsu jangan mengkuti politik hari ini," kata Kiai Anwar, Selasa (21/5) malam.
Kemudian, Pengasuh Pesantren Sabilur Rosyad, Malang, Jawa Timur, KH Marzuqi Mustamar mengatakan masyarakat harus tetap menjaga situasi. Upaya itu dilakukan agar tidak ada peristiwa yang berdampak buruk terhadap hubungan antarbangsa.
"Masyarakat Indonesia harus menjaga hubungan baik antaranak bangsa, apalagi jika masyarakat tersebut seiman dan seagama. Tidak baik sesama tetangga atau sesama hamba Allah saling membenci hanya karena persoalan duniawi," kata Kiai Marzuqi Mustamar.
Rais Syuriyah PBNU, KH Ahmad Ishomuddin juga meminta semua pihak untuk mengutamakan perdamaian. "Prioritaskan rekonsiliasi demi persatuan Indonesia," tulis Gus Ishom. Segala persoalan yang berkaitan dengan Pemilihan Umum agar diselesaikan melalui mekanisme hukum yang berlaku. "Selesaikan segera setiap sengketa melalui proses hukum yang berlaku," katanya.
Prabowo Imbau Pendukungnya Maksimalkan Ibadah Ramadhan
Sementara itu, Prabowo Subianto juga meminta para pendukungnya yang pada 22 Mei melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung Bawaslu, Jakarta untuk menghindari tindakan-tindakan di luar hukum. Melalui video yang diunggah di akun Instagrarmnya, Prabowo menegaskan aksi-aksi demonstrasi atau unjuk rasa, walaupun dilakukan dengan damai, agar bisa segera diakhiri. Hal itu agar para pelaku aksi dapat istirahat dan sahur, dan melanjutkan ibadah pada hari-hari berikutnya.
Karena itu, dirinya memohon agar para pelaku aksi kembali ke tempat istirahat mereka masing-masing. Para demonstrasn kiranya dapat menghindari setiap tindakan di luar hukum. Kemudian, selalu mengalah dan selalu patuh kepada ketentuan hukum yang berlaku. "Ini adalah imbauan saya," kata Prabowo.
Prabowo juga meminta para pelaku aksi dan semua pendukungnya untuk memperayai pemimpin-pemimpin mereka. Penyelesaian atas indikasi kecurangan dalam Pemilu 2019, kata Prabowo, sedang diperjuangkan melalui semua jalur-jalur hukum dan konstitusional. "Kita harus ingat kepentingan rakyat banyak. Untuk itu saya mohon Saudara-saudara untuk tenang, bersikap sabar," lanjutnya. (Kendi Setiawan)