Nasional

Gelar Workshop Revolusi Mental, LP Ma’arif NU Didorong Tingkatkan Mutu Pendidik

Sen, 19 September 2022 | 15:30 WIB

Gelar Workshop Revolusi Mental, LP Ma’arif NU Didorong Tingkatkan Mutu Pendidik

Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa saat mengisi kegiatan workshop revolusi mental. (Foto: dok LP Ma’arif PBNU).

Jakarta, NU Online
Lembaga Pendidikan Ma’arif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama  (LP Ma’arif PBNU) mengelar kegiatan workshop revolusi mental bertema Penguatan Pendidikan Mental dan Karakter Bagi Guru LP Ma’arif NU.

 

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari,  Jumat-Sabtu (16-18/9/2022) di Hotel Ascent Premiere, Pasuruan, Jawa Timur itu secara resmi dibuka oleh Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa.

 

Dalam sambutannya, Kiai Zulfa berharap LP Ma’arif NU dapat memperkuat institusi pendidikan melalui optimalisasi partisipasi seluruh stakeholder sekolah guna meningkatkan mutu layanan pendidikan.

 

“Saya sangat berharap guru-guru LP Ma’arif NU selalu meningkatkan kapasitas diri dan menjadi pembelajar sepanjang masa. Karena baik buruknya sebuah negeri karena pendidik/gurunya,” terangnya.

 

Selaras dengan Kiai Zulfa, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar mengatakan, pendidikan yang berkualitas dimulai dari tenaga pendidik yang berkualitas. Karenanya peningkatan kualitas guru menjadi keniscayaan di lingkungan pendidikan.

 

“Tidak ada alasan untuk tidak meningkatkan kualitas pendidikan warga nahdliyin,” katanya.

 

Di samping itu, Kiai kelahiran Blitar, 22 September 1966 ini menyambut baik kegiatan workshop revolusi mental yang diselenggarakan LP Ma’arif kerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

 

Menurutnya, kegiatan ini mendukung setiap guru, khususnya di lingkungan NU untuk memiliki kualitas baik yang meningkat dari waktu ke waktu.

 

“Guru berkewajiban meningkatkan kualitas pendidikan warga NU, agar warga NU tidak hanya menjadi pesuruh, jangan hanya diperintah. Kita harus bangkit dengan meningkatkan kualitas pendidikan,” terang dia.

 

Kendati demikian, ia juga mengingatkan bahwa kematangan ilmu pengetahuan harus diimbangi dengan tingginya moral atau akhlakul karimah. Caranya dengan menyeimbangkan ilmu pengetahuan umum dengan pengetahuan agama.

 

“Pendidikan setinggi apapun harus, tapi juga jangan kehilangan etika, adab. Sebab, sekarang ini tidak pintar itu berbahaya, namun pintar juga berbahaya,” jelasnya.

 

“Oleh karena itu, guru-guru LP Ma’arif NU harus bermental pendidik yang rabbani, ini prinsip yang diwariskan para pendiri NU,” tandas Kiai Marzuki.

 

Sementara, dari pihak Kemenko PMK Deputi Bidang Koordinator Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi menyampaikan LP Ma’arif bisa menjadi motor utama penggerak revolusi mental, dalam memanfaatkan keuntungan demografi.

 

“Saat ini sudah tugas kita mempersiapkan mereka, generasi emas usia produktif  dengan sebaik-baiknya. Kalau tidak dipersiapkan, bisa jadi bencana demografi di masa datang,” kata Didik dalam sambutannya.

 

Hal itu disampaikan, dalam menyambut Indonesia Emas pada 2045 mendatang. Ada cita-cita besar bangsa Indonesia yakni menjadi negara yang makmur, sejahtera, beradab, berkarakter baik, dan diisi oleh generasi yang mumpuni membangun bangsa.

 

Untuk itulah, pemerintah, dalam hal ini kemenko PMK merangkul insan-insan yang sejak lama berkecimpung di dunia pendidikan seperti LP Ma’arif PBNU.

 

Sebagai informasi, program ini merupakan penyelarasan semangat  jelang satu abad NU, yaitu Merawat Jagad Membangun Peradaban, dengan peringatan harlah ke-93 LP Ma’arif NU yang bertajuk Bergerak Bersama untuk Bangkit dan Bermartabat.

 

Hadir dalam acara pembukaan Ketua PBNU KH Choirul Sholeh Rasyid, Prof H Mohamma Mukri dan Pengurus PCNU serta Banom Kota Pasuruan. Hadir pula peserta guru-guru dari 20 Kabupaten se-Jawa Timur.

 

Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Aiz Luthfi