Nasional

Gempa M 5,6 Guncang Boalemo Gorontalo, Tak Berpotensi Tsunami

Sen, 9 Oktober 2023 | 11:05 WIB

Gempa M 5,6 Guncang Boalemo Gorontalo, Tak Berpotensi Tsunami

Keterangan singkat gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Boalemo, Gorontalo pada Senin (9/10/2023). (Foto: Tangkapan layar aplikasi BMKG)

Jakarta, NU Online 
Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 5,6 mengguncang Kabupaten Boalemo, Gorontalo pada Senin (9/10/2023). Peristiwa ini dilaporkan langsung oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun sosial medianya, laman resmi, dan sebuah aplaksi bernama Info BMKG.


Gempa yang terjadi pada pukul 10:50:50 WIB ini berpusat di laut 17 kilometer Barat Daya Boalemo pada kedalaman 101 kilometer. 


#Info Gempa Mag:5.6, 09-Okt-23 10:50:50 WIB, Lok:0.41 LU, 122.24 BT (17 km BaratDaya BOALEMO-GORONTALO), Kedlmn:101 Km #BMKG," demikian laporan BMKG melalui laman resminya.


Menurut analisis BMKG, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan peristiwa tsunami. "Tidak berpotensi tsunami," lanjut BMKG melaporkan.


Meski begitu, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap mewaspadai kemungkinan adanya gempa susulan yang mungkin bisa terjadi. "Hati-hati terhadap gempabumi susulan yang mungkin terjadi," ujarnya.


BMKG juga mencatat bahwa getaran gempa cukup kuat hingga dirasakan di beberapa daerah dengan skala yang beragam. Seperti Pohuwato hingga Bone Bolango. 


"Wilayah Dirasakan (Skala MMI)
II - III Gorontalo, II-III Pohuwato, II-III Kab. Gorontalo, III Kab. Gorontalo Utara, III Bone Bolango," jelas BMKG.


Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (BNPB), secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik.


Di bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa-Nusa Tenggara, Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor.


Antisipasi bencana dengan tas siaga

Dalam menghadapi bencana alam, sering kali masyarakat dibuat kalang kabut. Sebab, bencana alam memang terjadi secara mendadak. Akibatnya masyarakat sering gagal menyelamatkan diri.


Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Kesiapsiagaan BNPB, Hadi Sutrisno menekankan perlunya setiap orang untuk melakukan upaya pengurangan dan pencegahan risiko bencana alam. Salah satu yang perlu dilakukan adalah dengan penyiapan tas atau ransel siaga bencana.


Adapun isi dari tas siaga bencana adalah:

  1. Dokumen penting seperti Kartu Keluarga, polis asuransi, sertifikat tanah, dan surat berharga lain. Berkas tersebut disimpan dalam plastik kedap air. Untuk surat-surat berharga dipindai dan diunggah dalam disk penyimpanan pribadi seperti Google Drive dan iCloud.


Hal ini bertujuan jika terjadi bencana mendadak dan jika surat fisik rusak. Surat-surat dapat diselamatkan karena ada salinan online-nya

 
  1. Pembekalan seperti air minum kemasan, P3K, pakaian ganti, dan senter. Untuk makanan kemasan, dilakukan pengecekan berkala pada untuk mengetahui masa kedaluwarsa.
  2. Uang tunai, pisau lipat, alat tulis, jas hujan, tali nilon, peta, ponsel, charger, dan power bank.