Nasional

Guangdong Islamic Association Jelaskan Perkembangan Islam di China

Rab, 17 Juli 2019 | 12:15 WIB

Jakarta, NU Online
Guangdong Islamic Association Wang Yu Xia menceritakan bagaimana situasi keagamaan di Tiongkok. Menurutnya, perkembangan Islam di China kian membaik berbagai regulasi yang berpihak kepada Muslim pun telah diberlakukan sejak puluhan tahun yang lalu. 

Ia menuturkan kebebasan beragama di China mendapat respon positif dari pemerintah sehingga umat islam di China dapat beribadah secara tenang. Bahkan, di setiap kota telah terbentuk asosiasi umat Islam. 

“Pemerintah China mempersilahkan orang memilih keyakinannya masing-masing, hal itu tentu berpegang pada prinsip dasar keagamaan bahwa negara memiliki kebebasan menganut agama tertentu,” kata Wang Yu Xia saat menjadi pembicara bedah buku Islam Indonesia dan Islam China di Gedung PBNU Jakarta Pusat, Rabu (17/7).

Umat Islam China lanjut Wang Yu Xia, hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain dengan suasana kerukunan yang positif. Mereka hidup berkeluarga dengan berbagai aktivitas keagamaannya masing masing. 

Wang Yu Xia menceritakan bagaimana proses Islam masuk ke China ratusan tahun silam, kata dia, proses islamisasi China ada pengaruh besar orang Arab yang berdagang di China. Atas nilai sejarah itulah kemudian Islam China bisa berkembang dan bertahan di negeri Tirai Bambu tersebut. 

“Di sana ada tempat tempat halal, kambing sapi diproses secara halal, di sana ada perayaan hari raya Idul Fitri dengan tenang sama dengan negara lain,” tuturnya. 

Ia mengapresiasi terhadap PCINU Tiongkok yang mau menggali konsep islam di China kaitannya dengan Islam di Indonesia. Ia bersyukur buku itu bisa diluncurkan sehingga perkembangan Islam di China bisa diketahui oleh masyarakat lain. 

Seperti diketahui, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok menggelar Bedah Buku ‘Islam Indonesia dan Islam China’ di Gedung PBNU Jakarta Pusat, Rabu (17/7). Kegiatan dalam rangka mendiskusikan bagaimana konsep Islam yang berkembang di Tiongkok dan hubungannya dengan konsep Islam Indonesia. Terutama Islam yang dikembangkan oleh kiai kiai NU. 

Hadir pada kegiatan itu Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Perwakilan Duta Besar Indonesia untuk China dan Mongolia Yahya Sutarya, Ketua PCINU Tiongkok Nurwidiyanto, dan sejumlah pengurus PBNU serta ratusan kader muda NU dari berbagai daerah. 

Sebagai pembedah antara lain, Rais Syuriah PCINU Tiongkok KH Imron Rosyadi, Guangdong Islamic Association Wang Yu Xia, Ketua Umum Persatuan Alumni Tiongkok untuk Indonesia (Perhati) Sugeng Rahardjo dan Jurnalis Kompas Iwan Santoso. 

Ketua PCINU Tiongkok Nurwidiyanto mengatakan buku tersebut disusun anak anak muda NU yang sedang belajar di Tiongkok, China. Ia menjelaskan, buku tersebut berbicara mengenai pengalaman keagamaan, keislaman, pendidikan sosial, budaya, politik, ekonomi dan perkembangan teknologi  di negeri tirai bambu. (Abdul Rahman Ahdori/Abdullah Alawi)