Nasional

Guru PAUD Diminta Ubah Paradigma Soal Cara Belajar

NU Online  ·  Selasa, 6 Desember 2016 | 14:05 WIB

Jakarta, NU Online
Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI R Ella Yulaelawati menyampaikan bahwa guru PAUD perlu memahami bahwa aktivitas belajar tidak selalu menggunakan pensil dan kertas. Menurutnya, aktivitas belajar anak-anak PAUD bisa dilakukan tanpa pensil dan kertas.

Demikian disampaikan R Ella Yulaelawati usai membuka sosialisasi Kurikulum 2013 (Kurtilas) PAUD kepada NU Online di Pusdiklat Muslimat NU, Pondok Cabe, Tangsel, Ahad (4/12) pagi.

“Para guru dan orang tua juga harus mengerti bahwa bermain itu adalah belajar. Awalnya guru mengira bahwa belajar itu ada kertas dan pensil. Tetapi ketika anak itu bermain, mereka itu belajar,” kata R Ella di hadapan sedikitnya 100 guru PAUD se-Jabodetabek.

Menurutnya, pendekatan belajar anak-anak PAUD berbeda dari cara pembelajaran anak-anak SD atau MI. Para guru dapat mengajar anak-anaknya dengan membiarkan anak bermain di lingkungan yang ramah anak.

“Mereka keluar untuk melihat pohon singkong, kembang, dan seterusnya tanpa kertas dan pensil itu juga belajar. Ketika anak-anak menyusun balok, lalu guru mengenalkan bahwa itu adalah menara, itu juga belajar. Jadi anak juga jangan dilepas main begitu saja. Guru harus tahu kapan harus intervensi dan kapan harus membiarkan anak semata bermain.”

Ia juga mengingatkan bahwa dalam cara penilaian guru tidak boleh menggunakan sistem klasikal. Guru PAUD tidak boleh membandingkan siswa seperti perlombaan.

“Kita tidak mendorong kompetisi karena anak tumbuh sesuai potensinya sendiri. Kita hanya mengapresiasi. Boleh saja mengajak anak-anak menggambar, lalu melihat beberapa yang perlu diapresiasi. Bukan lombanya yang menjadi titik tekan. Gantilah kompetisi dengan ajakan berprestasi sejak dini,” tandas R Ella. (Alhafiz K)