Guru Punya Peran Besar Bangkitkan Bangsa dari Ketertinggalan
NU Online · Selasa, 20 Mei 2025 | 19:00 WIB

Gus Kikin saat menjadi narasumber dalam kegiatan Pendidikan Kader Guru Nahdlatul Ulama (PKGNU) angkatan 1 yang dilaksanakan PW Pergunu Jatim di Pondok Pesantren Ihyaul Ulum Dukun, Kabupaten Gresik, pada Ahad (18/5/2025). (Foto: dok. Pergunu)
Erik Alga Lesmana
Kontributor
Gresik, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfidz atau Gus Kikin mengatakan bahwa guru merupakan modal utama untuk membangun bangsa. Bahkan menurutnya sehancur apa pun sebuah bangsa, selama guru masih ada, sebuah bangsa masih bisa dibangun kembali.
Hal itu disampaikan Gus Kikin saat mengisi materi pada kegiatan Pendidikan Kader Guru Nahdlatul Ulama (PKGNU) angkatan 1 yang dilaksanakan Pimpinan Wilayah (PW) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jawa Timur di Pondok Pesantren Ihyaul Ulum Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pada Ahad (18/5/2025). Agenda ini digelar sejak Jumat (16/5/2025).
“Guru itu yang menjadikan bekal dan modal bagi sebuah bangsa untuk membangun kembali. Mau hancur seperti apa pun selagi masih ada guru maka masih bisa dibangun kembali sebuah bangsanya. Saya masih inget ketika jaman Jepang di bom atom terus kemudian sang Kaisar pada saat ketemu dengan yang lain yang ditanyakan berapa orang guru yang masih hidup,” lanjut Gus Kikin.
Gus Kikin mengungkapkan bahwa guru mempunyai peran sangat besar dalam membangun dan membangkitkan bangsa dari kondisi ketertinggalan. Bahkan, kunci kemajuan dan peradaban bangsa ada pada guru.
Baca Juga
11 Adab Guru Menurut Imam Al-Ghazali
Gus Kikin mencontohkan kebangkitan Jepang yang dibom atom lalu berhasil bangkit berkat sisa guru yang masih hidup saat itu. Kini, Jepang yang dulu dibom atom itu, menjadi negara yang sangat maju dari berbagai bidang kehidupan sehingga mampu menyejahterakan rakyatnya.
“Saat ini banyak bermunculan ilmu yang dikembangkan dari internasional kemudian diadopsi di Indonesia dan dikembangkan di perguruan tinggi di macem-macem fakultas. Itu kemudian menghasilkan suatu karya yang bisa diwariskan. Manfaat, semuanya manfaat kedokteran manfaat, teknologi dan teknik manfaat,” ujar Gus Kikin.
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur itu menjelaskan bahwa kemajuan teknologi saat ini memberikan kemudahan bagi manusia untuk melakukan berbagai aktivitas.
Namun Gus Kikin menyadari dengan kemajuan teknologi artificial intelligence (AI), bangsa Indonesia tertinggal sangat jauh. Di sisi lain, kemajuan teknologi yang sangat pesat itu juga membawa ancaman dan tantangan tersendiri bagi jati diri bangsa.
“Sekarang ada artificial intelligence (AI) itu bisa menggantikan semua kegiatan-kegiatan manusia, pekerjaan manusia bisa diambil alih dengan AI. Itu menjadi satu karya yang bermanfaat. Jadi kalau mempelajari ilmu-ilmu di era digital tadi, sekarang ini banyak ketinggalan. Di tempat lain ada ilmu-ilmu yang begitu banyak karena dibantu oleh AI dan sebagainya,” jelas Gus Kikin.
Ia juga mengungkapkan bahwa ilmu yang dihasilkan dari ilmu-ilmu kontemporer yang mampu menghasilkan berbagai karya teknologi dan digital ada batas waktunya. Menurutnya, ilmu yang dibutuhkan untuk diwariskan dalam jangka waktu yang panjang hanyalah ilmu yang diwariskan oleh Nabi melalui para guru.
“Tapi yang diwariskan oleh Nabi yang kita terima dari leluhur kita, bapak kita, mbah kita, guru kita sampai kepada Nabi Muhammad. Nah itu akan sangat dibutuhkan dalam jangka panjang. Makin banyak digunakan, makin banyak untuk masa depan. Makin panjang juga usia manusia di dunia ini,” ungkapnya.
Terpopuler
1
Rais 'Aam PBNU Ajak Pengurus Mewarisi Dakwah Wali Songo yang Santun dan Menyejukkan
2
Kisah Levina, Jamaah Haji Termuda Pengganti Sang Ibunda yang Telah Berpulang
3
Gus Yahya: Warga NU Harus Teguh pada Mazhab Aswaja, Tak Boleh Buat Mazhab Sendiri
4
Hal Negatif yang Dialami Jamaah Haji di Tanah Suci Bukan Azab
5
Diundang Hadiri Konferensi Naqsyabandiyah, Mudir ‘Ali JATMAN Siapkan Beasiswa bagi Calon Mursyid
6
Kemenhaj Saudi dan 8 Syarikah Setujui Penggabungan Jamaah Terpisah, PPIH Terbitkan Surat Edaran
Terkini
Lihat Semua