Nasional

Gus Dur Bukan Pembela Minoritas, tapi Penegak Keadilan

Rab, 6 Januari 2021 | 08:30 WIB

Gus Dur Bukan Pembela Minoritas, tapi Penegak Keadilan

KH Abdurrahman Wahid (Foto: Istimewa)

Cilacap, NU Online

Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid (Alissa Wahid) mengatakan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bukanlah seorang pembela minoritas.

 

"Saya sering berulang-ulang mengingatkan bahwa Gus Dur bukan pembela minoritas, namun berusaha menegakkan keadilan," ungkap Alissa saat Webinar Refleksi Haul Ke-11 Gus Dur bertema Gus Dur Sahabat Lintas Iman, Menebarkan Damai dan Soliditas Umat, Selasa (5/1).
 

"Biasanya kelompok minoritas dan kelompok yang lebih lemah, meski mayoritas namun posisi lebih lemah, tentu kemudian jadi pihak yang mendapat tekanan-tekanan. Di situlah kemudian Gus Dur muncul dalam rangka menegakkan keadilan dan pembebasan dari setiap penindasan. Kelompok minoritas mendapatkan pendampingan dan pembelaan langsung dari Gus Dur," beber Alissa yang digelar atas kolaborasi Poros Sahabat Nusantara (POSNU), PMII Cilacap, dan Sedulur Mahasiswa Rantau Cilacap (SEMARAC).

 

Ia menambahkan, sepak terjang Gus Dur bak spektrum. Beberapa fakta pembelaan Gus Dur terhadap Inul Daratista, Muslim Ahmadiyah, hingga orang rimba dan Salman Rushdie, menjadi fakta pergerakan sosok yang mendapat gelar kehormatan sebagai 'Bapak Pluralisme' tersebut dalam misi keadilan.

 

Oleh karenanya, kata Alissa, sepeninggal Gus Dur, keluarga Ciganjur sempat mengumpulkan sahabat dan murid-murid Gus Dur untuk merumuskan benang merah dari spektrum perjuangan Gus Dur.

 

"Pada tahun 2011, keluarga Ciganjur mengumpulkan sekitar seratus orang sahabat dan murid-murid Gus Dur untuk merumuskan apa yang menjadi prisma dan benang merah dari spektrum perjuangan Gus Dur. Waktu itu, sahabat-sahabat Gus Dur diajak mengeksplorasi jejak-jejak Gus Dur dari berbagai ruang, baik gerakan kebudayaan, pesantren dan NU, gerakan lintas iman, gerakan HAM, dan seterusnya," jelas Alissa.

 

Orang-orang yang terkumpul tersebut melihat apa saja nilai-nilai yang memandu Gus Dur dalam bertindak dan berperilaku. "Itu yang kemudian kita capture dalam 9 nilai utama Gus Dur yang terdiri dari nilai-nilai yang jika kita melihat sepak terjang Gus Dur, kita akan menemukannya," tuturnya.

 

Sembilan nilai utama Gus Dur terdiri dari ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kekesatriaan, dan kearifan lokal.

 

"Banyak hal yang bisa kita pelajari dari Gus Dur. Terutama sebagai seorang pemuka agama, sebagai pemimpin umat Islam, beliau dengan gigih memperjuangkan bangsa Indonesia untuk semua, dunia untuk semua. Karena semua adalah makhluk ciptaan Tuhan," tuturnya.

 

Oleh karenanya, tegas Alissa, kita harus legowo untuk berbagi udara dengan kelompok-kelompok yang berbeda.

 

Kontributor: Vinanda Febriarni
Editor: Kendi Setiawan