Nasional Seri Ngaji Pasanan

Gus Mus: Allah itu 'Maha Semau Gue'

Sab, 11 Mei 2019 | 10:15 WIB

Gus Mus: Allah itu 'Maha Semau Gue'

KH A Musthofa Bisri

Rembang, NU Online
Sampai saat ini masih banyak yang mempertanyakan mengapa manusia dimuliakan Allah dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya. Manusia telah diberikan porsi istimewa dengan diberikan berbagai kelebihan yang ada pada dirinya. Padahal, di sisi lain manusia bisa menjadi ancaman untuk alam semesta ini.

Jawabannya adalah karena Allah Maha Semaunya. Allah lah yang memiliki kuasa atas segala kehendak-Nya. Semua yang dikehendaki Allah menjadi rahasia Allah sendiri, manusia tidak berhak atas keingintahuan soal itu.

Penjelasan itu disampaikan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH A Musthofa Bisri (Gus Mus) saat mengisi pengajian kelima Ngaji Pasanan Kitab Kimya as-Sa'adah karya Imam Al-Ghazali di Pesantren Raudlatut Thalibien Leteh Rembang, Jawa Tengah, Jumat (10/5) malam.

"Pertanyaannya, kenapa ko' gusti Allah mau memberikan itu kepada manusia, dari sekian makhluk Allah mengistimewakan kita, jawabannya karena 'Allah itu Maha Semau Gue'. Mau bagaimana, seperti apa, ya gimana Allah, misalnya aku ingin jadi DPR, kalau kata Allah gak jadi ya gak jadi. Loh ko' gak jadi padahal aku sudah istighotsah dan lain sebagainya, jawab Allah 'semau gue' gimana Allah kabeh," tegas Gus Mus kepada santri yang hadir di pengajian.

Untuk itu manusia sangat salah jika tidak memposisikan syukur dalam setiap langkahnya. Syukur secara resmi bisa dilakukan manusia dengan terus beribadah kepada Allah. Hal lain, mensyukuri nikmat Allah tersebut dengan menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang sudah diberikan Allah kepada manusia.

"Kalau tidak sembahyang berarti tidak ada yang disyukuri dan tidak berterima kasih. Syukur itu menjaga diri supaya tetap menjadi manusia, jangan direndahkan menjadi binatang," tuturnya.

Baca artikel lainnya

Ngaji Pasanan, Gus Mus Sampaikan Dua Sikap yang Harus Dikendalikan Manusia


Ngaji Pasanan, Gus Mus Jelaskan Akhlak Baik Muncul karena Kekuatan Akal


Ngaji Pasanan, Gus Mus Jelaskan Isi Keseluruhan Agama Adalah Akhlak


Gus Mus menjabarkan, manusia bisa runtuh derajatnya menjadi binatang jika yang dia lakukan hanya makan, tidur, kawin, tanpa beribadah kepada Tuhannya. Manusia, kata dia, harus adil dan beradab.

Di sisi lain menjaga karakter kemanusiaan yang diberikan oleh Allah dapat menjurus kepada Makrifatullah.  Di mana manusia tersebut bisa mengenal Allah lebih dalam, seperti ungkapan 'yang kenal dirinya maka kenal Allah'.

"Karena diri ini adalah wakilnya Allah, khalifatullah. Khalifatullah itu maknanya yang diberikan kekuasaan Allah di muka bumi ini.  Khalifah kok maknanya presiden, khalifah itu kita menjaga bumi," ujarnya.

Atas dasar itu, manusia yang hidup di dunia harus memiliki sifat-sifat Allah agar dapat menjadi penguasa di bumi. Paling sederhana, memiliki sifat di antaranya, Ar Rahman (Pemurah) , Ar Rahiim (Penyanyang), Al LatiIf (Lembut), Al Quddus (Suci), An Nafii' (Memberi manfaat).

Gus Mus mengatakan semua yang Allah ciptakan di dunia untuk manusia sehingga harus dijaga dengan baik. Dengan tidak meninggalkan semua perintah Allah seperti menyembah-Nya setiap waktu. "Makannya kudu (harus) syukur. Cara bersyukur adalah dengan menjaga apa yang diberikan oleh Allah," tuturnya. (Abdul Rahman Ahdori/Muiz)