Nasional Seri Ngaji Pasanan

Gus Mus: Kalbumu Bisa seperti Nabi atau Para Wali

Sab, 11 Mei 2019 | 15:45 WIB

Gus Mus: Kalbumu Bisa seperti Nabi atau Para Wali

KH A Mustofa Bisri mengisi pengajian Ngaji Pasanan

Rembang, NU Online
Dalam persfektif spiritual, kalbu (qolb) atau hati manusia diartikan sebagai sesuatu yang halus, memiliki sifat ruhaniyah dan rubaniyah (ketuhanan). Semua manusia yang diciptakan Allah memiliki kalbu, dan tidak ada perbedaan pada kalbu tersebut.
Kendati manusia itu adalah manusia biasa, kalbunya sama dengan para nabi dan wali yang tidak lain adalah manusia pilihan Allah.

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU, KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) mengatakan, berdasarkan pemahaman Imam Al-Ghazali, inti dari manusia adalah kalbu, dan kalbu berlaku untuk semua umat manusia, tidak melihat apakah manusia itu nabi atau wali.

Pemahaman itu disampaikan Gus Mus saat mengisi pengajian Ngaji Pasanan pertemuan keenam Kitab Kimya as-Sa'adah karya Imam Al-Ghazali di Pondok Raudlatuth Thalibien, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (11/5) malam.

Menurutnya, kalbu memiliki keistimewaan yang sudah dianugerahkan Allah kepada manusia sejak Nabi Adam diciptakan sampai generasi saat ini. Hanya saja, kalbu tersebut ibarat besi atau kaca, semakin kaca itu bersih maka dia akan memantulkan gambar-gambaran yang jelas. Sebaliknya, semakin kaca itu kotor, maka gambaran itu akan terlihat buram, bahkan sama sekali tidak bisa memantulkan gambar apapun.

"Nabi-nabi itu cemerlang kabeh (semua), karena digosok terus sehingga terus bisa memantulkan gambaran-gambaran," katanya.

Sementara kalbu yang dimiliki manusia biasa, lanjut Gus Mus, ibarat kaca yang sudah penuh dengan debu, kotor. Tertutup dengan dosa dan syahwat itu sendiri, sehingga tidak bisa mencapai derajatnya sebagai kalbunya para nabi atau para kekasih Allah.
 
"Kalbumu bisa seperti nabi-nabi, kamu juga bisa menerima pantulan-pantulan. Intinya sama, manusia biasa dengan yang suci-suci kalbunya sama. Ada bahan melihat itu ada, tapi udah karatan," tutur penulis buku Membuka Pintu Langit: Momentum Mengevaluasi Perilaku (Kompas, 2007).

Baca artikel lainnya

Gus Mus: Allah itu 'Maha Semau Gue'

Gus Mus Jelaskan Makna Qolbu di Hari Pertama Ngaji Pasanan


Tokoh NU penerima penghargaan kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma ini menjabarkan, hal itu selaras dengan sabda Nabi yang mengatakan, 'Setiap bayi yang lahir dalam keadaan fitrah Islam. Sejak bayi manusia percaya dengan Allah Swt dan memiliki naluri yang sangat terpuji'.

"Nalurinya orang percaya kepada Allah Swt. Islam itu pasrah kepada Allah. Mungkin (bayi) tidak ngerti istilah itu, tapi sebenarnya dia ngerti soal itu, ya kalbu itu. Inti dari kita itu kalbu dan setiap orang punya kalbu dan bayi juga punya," ujarnya. (Abdul Rahman Ahdori/Zunus)