Nasional Seri Ngaji Pasanan

Gus Mus Sampaikan Dua Sikap yang Harus Dikendalikan Manusia, Apa Saja?

Sab, 11 Mei 2019 | 08:30 WIB

Gus Mus Sampaikan Dua Sikap yang Harus Dikendalikan Manusia, Apa Saja?

Ngaji Pasanan Gus Mus

Rembang, NU Online
Sebagai makhluk yang diciptakan Allah SWT manusia kerap luput dari rasa syukur kepada sang pencipta. Padahal, jika ditelusuri, ternyata  manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya.  

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH A Musthofa Bisri (Gus Mus) mengatakan, manusia diberikan kelebihan oleh Allah SWT dengan memiliki rasa (qolb) dan pikiran (akal) serta bisa mengekspresikannya dengan sempurna. Sementara makluk lain seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang tidak diberikan kelebihan itu.

Namun, kata dia, dalam diri manusia terdapat dua sifat yang mesti dikendalikan antara lain, ghadab (amarah) dan syahwat (keinginan). Jika seseorang dikuasai oleh dua sifat itu, maka kehormatan dan martabat manusia tersebut akan hilang.

Penjelasan itu disampaikan pada pertemuan kelima Ngaji Pasanan Kitab Kimya as-Sa'adah karya Imam Al-Ghazali di Pesantren Raudlatut Thalibien, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Jumat (10/5) malam.

"Kita itu bersyukur dititah oleh gusti Allah bisa merasa, bisa berpikir, bisa mengekspresikan rasa, dan pikirian kita dengan sempurna sekali, kita bisa mengusai bahasa dan mengusai bahasa orang lain dengan lengkap juga bisa merasakan bahasa hati dengan dalam," kata Gus Mus di hadapan ratusan santrinya.

Kiai yang pernah menjabat Rais A'am PBNU 2010-2015 tersebut mencontohkan, makhluk lain seperti tumbuh-tumbuhan, bisa merasa dan bisa berpikir tetapi tidak bisa mengekspresikan perasan dan pikirannya tersebut. Saat orang lain menyakitinya dia hanya bisa terdiam dan pasrah.

Begitu pun dengan binatang, dia merasakan, berpikir, tetapi tidak sempurna dalam mengekspresikan pikiran dan akalnya itu. Bisa dilihat misalnya saat domba hendak disembelih, domba tersebut tidak dapat berbuat banyak, dia hanya berteriak 'embe'  tanpa ada sesuatu yang dia lakukan termasuk oleh domba yang menyaksikan teman sesama domba disembelih, dia hanya dapat berteriak 'embe' pula.

"Makannya jangan dipikir tanaman tidak bisa merasa, tidak bisa berpikir. Untuk itu jangan ditebang sembarangan karena dia merasa kesakitan, tapi dia tidak bisa ngapa-ngapain, makannya dia hanya diam saja," ungkapnya.

Gus Mus menegaskan, atas kesempurnaan yang dimiliki manusia tersebut, harus ada komitmen yang kuat dari diri manusia dengan terus mengupayakan agar tidak dikuasai oleh amarah dan syahwat.

Makhluk Allah yang taat beribadah seperti malaikat pun, kata Gus Mus, masih masuk kategori tidak sempurna jika bandingannya adalah manusia. Sebab, manusia diberikan kepercayaan oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi. Padahal, manusia kerap berbuat kesalahan dan dosa, tidak seperti malaikat yang setiap saat mengikuti perintah-Nya.

"Makannya selain manusia, kalah semua sekalipun gajah yang besar, suruh berdiri, ya berdiri, duduk, ya duduk. singa, diakalin sama manusia, suruh ini itu mau," ucapnya. (Abdul Rahman Ahdori/Muiz)