Nasional

Gus Muwafiq Dukung Apel Kebangsaan untuk Kedamaian

NU Online  ·  Selasa, 19 Maret 2019 | 06:00 WIB

Gus Muwafiq Dukung Apel Kebangsaan untuk Kedamaian

KH Muwafiq di Kudus, Jateng

Kudus, NU Online
Dai kondang asal Sleman, Yogyakarta, KH Ahmad Muwafiq menanggapi tudingan miring yang dilayangkan sejumlah kalangan terkait besaran biaya Apel Kebangsaan di Semarang yang dilangsungkan Ahad (17/3) kemarin.

Dia menilai wajar bila pemerintah menggelar forum-forum untuk menjaga kedamaian, stabilitas serta merawat ideologi merupakan tanggung jawab negara dan rakyat secara keseluruhan, sebagaimana telah diajarkan oleh para pendahulu.

KH Ahmad Muwafiq mengutarakan hal itu dalam pengajian akbar yang digelar Polres Kudus di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, Ahad malam (17/03) malam.

“Forum kampanye perdamaian, kebangsaan, ya wajar kalau dibiayai pemerintah dari anggaran negara. Itu tanggung jawab negara menjaga stabilitas dan kedamaian masyarakatnya agar tidak mudah dipecah belah,” tuturnya.

Gus Muwafiq sapaan akrabnya-menambahkan, yang penting itu sesuai dengan undang-undang yang sah dan bisa dipertanggungjawabkan. “Jika tidak ada forum seperti itu, siapa lagi yang mau membiayai dan mengundang orang segitu banyak?” tanyanya.

“Lengkap dengan gabungan dari TNI, Polri, para kiai, habaib, dan pemerintah (eksekutif, legislatif dan yudikatif). Apa mau dibebankan kepada swasta? Iya kalau mau, kalau tidak? Siapa lagi kalau bukan negara yang menanggungnya?” tegasnya.

Dia pun menyindir para oknum yang suka meributkan persoalan yang sesungguhnya sepele, dengan isu yang beragam. Seolah-olah apa yang diperbuat oleh negara itu tidak ada benarnya sama sekali. Bahkan tidak jarang hingga menebarkan hoaks dan fitnah.

“Dengan (orang) yang seperti itu, kita harus berhati-hati. Masyarakat yang tenteram bisa pecah hanya karena isu murahan dan ujaran kebencian,” jelasnya.

Padahal, tambahnya, forum-forum seperti itu semestinya bisa diambil nilai positifnya. Masyarakat jadi guyub, rukun, mau berkumpul dengan pilar-pilar bangsa. Bisa kenal satu sama lain serta bersatu padu untuk sama-sama membangun Indonesia. “Namun entah kenapa, kelompok mereka itu kok suka ngobok-obok negara ini,” ungkapnya.

Untuk itu, Gus Muwafiq mengingatkan, agar masyarakat bisa cerdas dan tidak termakan isu apalagi hoaks. Masyarakat, pesannya, bisa meniru ulama terdahulu yang santun, senang bertabayyun dan arif dalam menyikapi segala sesuatu.

“Mengurus negara itu tidak mudah. Jangan dianggap enteng, sehingga asal bicara, apalagi sampai menghina. Bertabayyun lah. Jaga persatuan dan kedamaian,” tandasnya.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo tidak mempermasalahkan sejumlah pihak yang protes penyelenggaraan Apel Kebangsaan ‘Kita Merah Putih’ yang menelan biaya sebesar Rp18 miliar dan ditengarai ada kampanye terselubung salah satu Capres.

Protes yang dilancarkan terkait penyelenggaraan Apel Kebangsaan Kita Merah Putih yang akan digelar di lapangan Pancasila Simpanglima Semarang, menyinggung soal pendanaan yang mencapai Rp18 miliar dan kampanye terselubung salah satu capres.

Soal pendanaan, Ganjar Pranowo memastikan telah sesuai prosedur. “Kami sangat transparan maka siapapun bisa melihat. Soal tidak sepakat dengan jumlah monggo. Tapi kami harus menghadirkan seluruh masyarakat di Jawa Tengah,” ujarnya di Magelang, sebelum kegiatan apel.

Menurutnya, soal besar atau kecilnya anggaran kegiatan itu relatif, karena acara tersebut bakal dihadiri hingga mencapai sebanyak 130.000 warga Jateng dari 35 kabupaten/kota. Namun jika ada asumsi atau tuduhan dana penyelenggaraan itu dikorupsi, itu tidak benar.

“Kalau anda tahu, (dana) itu untuk mereka semua. Target kita 100.000. Dihitung lagi ternyata meningkat menjadi 130.000. Asumsi lain mau dikatakan dikorupsi. Kalau kami mau sembunyi sembunyi nggak kami bukak kok. Makanya semua orang bisa buka, itu hebatnya (transparansi) Jawa Tengah. Makanya kita buka untuk dikritisi. Soal tidak sepakat jumlah nggak apa-apa. Tapi kita bisa jelaskan,” tuturnya.

Terkait tuduhan kampanye terselubung, Ganjar menuturkan kegiatan ini tidak ada motivasi politik praktis meskipun diselenggarakan menjelang Pemilu, apalagi untuk dukung salah satu pasangan calon (Paslon) Presiden. Dia pun mengajak agar semua hadir, termasuk yang mengkritisi acara ini.

“Justru menjelang Pemilu. Kami tidak mau Jawa Tengah dirobek-robek. Maka kita hadirkan semua orang. Bahkan kalau ada orang marah-marah ini kampanye terselubung, lho yang mana (dukungan) capres tertentu. Maka kita undang semuanya. Mereka yang belum punya hak pilih kita undang sehingga kita bisa menanamkan itu. Siapapun boleh datang, tapi kami berprinsip bertanggungjawab ini kerja kita bersama,” ujarnya.

Dia mengatakan, terselenggaranya acara ini sebagai bentuk kekhawatirannya terhadap banyaknya fitnah, hoaks maupun ujaran kebencian yang terjadi, khususnya di Jawa Tengah. (Red: Muiz)