Nasional

Gus Yahya: Kepengurusan PBNU Ingin Ambil Jarak Setara dengan Berbagai Sudut Kepentingan Politik

Rab, 12 Januari 2022 | 14:45 WIB

Gus Yahya: Kepengurusan PBNU Ingin Ambil Jarak Setara dengan Berbagai Sudut Kepentingan Politik

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengakomodasi politisi dari berbagai partai guna mengambil jarak politik secara sama.


"Kita ingin mengambil jarak secara sama setara dengan berbagai sudut kepentingan politik," kata Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat Pengumuman Kepengurusan PBNU 2022-2027 di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Rabu (12/1/2022).


"Itu dilakukan dengan mengakomodasi elemen kepentingan dari berbagai macam sudut politik satu sama lain bisa saling mengontrol untuk menjaga politik tetap sama," imbuhnya.


Gus Yahya menegaskan bahwa strategi yang dipilih adalah dengan mengakomodasi semuanya. "Strategi yang kami pilih adalah dengan memasukkan berbagai kepentingan politik yang ada supaya satu sama lain saling menjaga," ujarnya.


Kalau pun, lanjutnya, kepentingan politik dibersihkan sama sekali dari kepengurusan, ia meyakini kepentingan politik tetap akan berusaha masuk.


"Dengan memasukkan politisi saling menjaga. Kalau menyampaikan sesuatu yang miring bisa langsung ketahuan," ujarnya.


Lebih lanjut, Gus Yahya juga menginginkan kepengurusan yang transparan. "Kita ingin PBNU sungguh transparan. Laporan keuangan PBNU harus terbuka dan bisa diakses publik, dari mana asal-usulnya, berapa jumlahnya," katanya.


"Kita akan umumkan di media kita, ada NU Online dan bisa diakses siapa saja," imbuhnya.


Gus Yahya mengatakan, bahwa semua berhak tahu apa yang terjadi di NU dan berhak tahu NU akan bergerak ke arah mana. "Kita harus cari cara paling efektif untuk mengelola," kata kiai kelahiran Rembang, 55 tahun yang lalu itu.


Semua kalangan sehingga postur susunan pengurus ini mencerminkan realitas multipolar yang ada di lingkungan NU, baik dari segi kedaerahan, gender, maupun orientasi politik.


"Seluruh daerah di Indonesia terwakili di jajaran. Sehingga PBNU yang kita miliki adalah PBNU yang berwajah Nusantara," katanya.


"Setelah 96 tahun usia NU menurut kalender Masehi atau 99 tahun, kaum perempuan diakomodasi dalam susunan PBNU," lanjut Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.


Kegiatan ini diikuti oleh pengurus PBNU 2022-2027, baik secara luring di Kantor PBNU maupun daring secara virtual.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad