Nasional

Gus Yahya Yakin para Pendiri Nahdlatul Ulama Selalu Membersamai Pengurus NU

Sel, 21 Februari 2023 | 22:30 WIB

Gus Yahya Yakin para Pendiri Nahdlatul Ulama Selalu Membersamai Pengurus NU

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) berkeyakinan bahwa para tokoh pendiri atau muassis Nahdlatul Ulama selalu membersamai para pengurus yang berjuang dan berkhidmah di jam'iyah NU masa kini.


“Saya tetap berkeyakinan bahwa para muassis Kiai Muhammad Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab Hasbullah, Kiai Bisri Syansuri masih terus membersamai kita dan akan selamanya membersamai kita,” ungkap Gus Yahya di akun Instagram @yahyacholilstaquf yang diunggah pada Senin (20/2/2023).


Menurut Gus Yahya, keyakinan itu lahir dari sebuah realita bahwa pengurus NU, dalam bekerja dan berkhidmah di jam'iyah Nahdlatul Ulama hanya mempunyai satu tujuan, yaitu dalam rangka ngalap berkah atau tabarrukan kepada para ulama dan pendiri NU.


“Karena semua yang kita lakukan ini, tidak lebih dan tidak kurang hanyalah tabarruk kepada beliau-beliau," lanjut putra KH M Cholil Bisri Rembang ini.


Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang ini mengajak kepada para pengurus NU, khususnya dari jajaran tanfidziyah untuk terus berkhidmah dan bekerja menebarkan benih-benih peradaban. Suatu saat, lanjut Gus Yahya, sejarah akan membuktikan dan menyeleksinya.


“Kepada teman-teman khususnya dari jajaran Tanfidziyah pokoknya mari kita kerjakan saja apa yang bisa kita kerjakan, yang kita yakin disitu ada manfaatnya. Nanti, biar sejarah sendiri yang memilah-milah,” sambungnya.


Dijelaskan Gus Yahya, di NU banyak kiai yang mempunyai keramat. Walaupun para pengurus NU tidak memiliki keramat, namun akan selalu dipayungi oleh doa dari para wali dan kiai.


“Kita masih punya kiai-kiai yang keramat. Jadi, walaupun kami sendiri tidak keramat tapi masih dipayungi barokah doa, restu, suwuk dari para kiai, para auliya’ yang memang sungguh keramat, baik yang masih sugeng maupun yang sudah mendahului,” tandas pria kelahiran 15 Februari 1966 itu.


Dalam postingan tersebut, Gus Yahya mengunggah gambar bertuliskan: “Nahdlatul Ulama ini sudah lahir seperti air yang digerojokkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala, dari langit dan sudah mengalir, membasahi sungai-sungai dan lembah-lembah,” bunyi tulisan dalam foto pertama.


Gus Yahya juga melanjutkan kata-katanya itu dengan mengunggah foto kedua yang bertuliskan: “Biarlah apa yang tidak berguna tersingkir sebagai zabad, sebagai sangkrah. Dan nanti akan kita lihat bahwa apa yang sungguh-sungguh berguna bagi manusia akan tetap menjadi tanaman peradaban yang Insyaallah abadi.”


Pewarta: Aiz Luthfi
Editor: Musthofa Asrori